Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bunga dan Bayangan

30 September 2024   19:38 Diperbarui: 30 September 2024   19:44 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para tamu mulai bergumam lagi, kegugupan terlihat jelas. Semua orang menanyakan hal yang sama: siapa yang bisa melakukan hal seperti itu?

Detektif itu menghampiri Rama yang masih memandangi tubuh Esteban dengan ekspresi yang sulit ditembus

"Tuan Atmaja," kata detektif itu sambil menatap ke arahnya, "Saya ingin tahu apa yang Anda ketahui tentang ini." Kapan terakhir kali Anda melihat Esteban hidup?

"Kemarin," jawab Rama tanpa ragu-ragu. Dia mengawasi persiapan pernikahan. Aku melihatnya terakhir kali pada sore hari.

Amelia merasakan jantungnya berdebar kencang. Dia teringat sesuatu yang dia dengar malam sebelumnya, percakapan antara Rama dan Esteban yang membuatnya gelisah. Dia hendak tidur ketika dia mendengar suara mereka datang dari kantor Rama. Dia tidak bisa mendengar semuanya, tapi ada sesuatu dalam nada suara Rama yang membuatnya khawatir. Sesuatu tentang "memecahkan masalah" dan "memastikan semuanya berjalan dengan baik". Pada saat itu, dia menganggapnya sebagai kesalahpahaman sederhana, tapi sekarang...

"Rama," kata Amelia, hampir berbisik, "apa yang terjadi?"

Rama memandangnya, tapi tidak berkata apa-apa.

Detektif itu tidak mengalihkan pandangannya dari Rama. Sesuatu dalam sikapnya sepertinya menarik perhatiannya.

—Apakah kamu punya alasan ingin menyingkirkan Esteban? —detektif itu bertanya secara langsung, menyebabkan gumaman di antara para tamu semakin intensif.

—Itu konyol! —seru Rama—. Esteban adalah karyawan yang setia.

Tapi Amelia tahu ada yang tidak beres. Mata Rama, yang sebelumnya selalu dingin dan penuh perhitungan, kini menunjukkan campuran kemarahan dan ketakutan. Kemudian, semuanya terlintas di benaknya. Rama menyembunyikan sesuatu, dan Esteban menemukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun