Hubungan antara kosmologi Mesir dan Mesoamerika: Mencari kesejajaran di langit
Meskipun dipisahkan oleh benua dan ribuan tahun, budaya Mesir dan Mesoamerika memiliki persamaan yang mencolok dalam kosmologi mereka, yang mencerminkan ketertarikan yang sama terhadap langit dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia.
Surga sebagai ruang suci
Baik di Mesir maupun Mesoamerika, langit dipandang sebagai ruang suci, rumah para dewa, dan sumber kehidupan. Di Mesir, dewa Ra, dewa matahari, dianggap sebagai pencipta dunia dan perjalanan hariannya melintasi langit sangat penting bagi kehidupan di bumi. Di Mesoamerika, dewa Quetzalcoatl, yang diasosiasikan dengan Venus, dihormati sebagai dewa pencipta dan simbol kebijaksanaan dan pengetahuan.Â
Pentingnya matahari dan bulan
Matahari dan bulan memainkan peran penting dalam kedua kosmologi. Di Mesir, dewi Nut, dewi langit, direpresentasikan sebagai seorang wanita yang menelan matahari saat matahari terbenam dan melahirkannya saat fajar. Di Mesoamerika, suku Maya percaya bahwa matahari dan bulan adalah dewa yang mengendalikan siklus hidup dan mati.
Piramida sebagai jembatan menuju surga
Piramida, baik di Mesir maupun Mesoamerika, dianggap sebagai jembatan antara dunia duniawi dan surga. Di Mesir, piramida adalah makam para firaun, yang dirancang untuk menghubungkan mereka dengan dunia ketuhanan dan memastikan perjalanan mereka menuju akhirat. Di Mesoamerika, piramida adalah kuil yang didedikasikan untuk para dewa, tempat di mana upacara dan pengorbanan dilakukan untuk menghormati mereka.
Langit sebagai peta kehidupan
Kedua budaya tersebut memandang langit sebagai peta kehidupan, dengan bintang dan planet yang mewakili berbagai peristiwa dan siklus. Orang Mesir percaya bahwa bintang berhubungan dengan kehidupan setelah kematian, sedangkan bangsa Maya menggunakan langit untuk memprediksi cuaca, hasil panen, dan peristiwa penting.