Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apakah Machu Picchu adalah Permata Suku Inca yang Hilang? Menjelajahi Sejarah, Mitos, dan Keajaibannya

15 September 2024   09:26 Diperbarui: 15 September 2024   09:32 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Machu Picchu, sumber: Pixabay)

"Apakah Machu Picchu adalah Permata Suku Inca yang Hilang? Menjelajahi Sejarah, Mitos, dan Keajaibannya" Berikut saya ceritakan 

Terletak di ketinggian Andes Peru, Machu Picchu berdiri sebagai kesaksian bisu dari sebuah peradaban yang, meski menghilang, terus memikat dunia. Penemuannya pada tahun 1911 oleh penjelajah Hiram Bingham mengungkap lebih banyak pertanyaan daripada jawaban, mengawali babak menarik dalam sejarah arkeologi.

Arsitektur Machu Picchu adalah contoh luar biasa dari keterampilan dan kecerdikan Inca. Kuil Matahari, dengan konstruksi setengah lingkarannya, menjulang megah, menawarkan tontonan di mana ketepatan astronomi bertemu dengan spiritualitas. Selama titik balik matahari, sinar matahari masuk melalui jendela yang, menciptakan permainan cahaya dan bayangan yang terus memukau para pengamat modern.

Yang tak kalah mengesankan adalah Batu Intihuatana, yang dikenal sebagai "dial matahari" suku Inca. Batu berukir ini, yang tujuan sebenarnya masih menjadi teka-teki, tampaknya memiliki fungsi astronomi dan keagamaan, menghubungkan dunia terestrial dengan dunia surgawi.

Setiap penggalian di Machu Picchu telah mengungkap lebih banyak tentang kehidupan suku Inca. Mulai dari peralatan sehari-hari hingga sistem irigasi yang canggih, temuan arkeologis ini memberi kita gambaran sekilas tentang masa lalu di mana teknologi dan alam hidup berdampingan secara harmonis.

Machu Picchu telah menjadi simbol petualangan dan penemuan. Tahun demi tahun, wisatawan dari seluruh dunia melakukan perjalanan ke tempat suci ini, tidak hanya mencari keindahan reruntuhannya, tetapi juga hubungan khusus dengan masa lalu. Pariwisata telah membawa kemakmuran bagi wilayah ini, namun juga menimbulkan tantangan yang signifikan.

Dengan ketenaran datanglah tanggung jawab. Machu Picchu terus menghadapi ancaman: erosi, perubahan iklim, dan dampak manusia. Upaya konservasi fokus pada keseimbangan pelestarian situs ini dengan kebutuhan pariwisata. Langkah-langkah seperti membatasi jumlah pengunjung dan mempromosikan praktik pariwisata yang bertanggung jawab telah diterapkan untuk melindungi warisan budaya ini.

Machu Picchu diselimuti legenda. Salah satunya menceritakan bagaimana Manco Cápac, suku Inca pertama, diutus oleh dewa Matahari untuk mendirikan sebuah peradaban. Konon dia memilih tempat ini karena keindahannya dan kedekatannya dengan surga. Cerita lain menyebutkan bahwa Machu Picchu adalah tempat peristirahatan suku Inca Pachacutec, tempat istirahat dan meditasi.

Mengunjungi Machu Picchu memerlukan perencanaan. Beberapa tips yang perlu diingat ketika bepergian ke tempat ajaib ini adalah membeli tiket terlebih dahulu: Akses ke Machu Picchu terbatas. Kedua, mereka harus mengetahui cara memilih waktu terbaik untuk berkunjung: Musim kemarau (Mei hingga September) menawarkan iklim yang lebih stabil. 

Bersiaplah untuk berjalan kaki, jadi akan sangat membantu jika memakai sepatu yang nyaman dan tahan lama. Jangan pernah mengabaikan aturan situs: Bantu lestarikan tempat ini untuk generasi mendatang. Dan yang tak kalah pentingnya, jelajahi rute yang jarang dilalui: Pertimbangkan rute alternatif seperti Salkantay atau Lares untuk pengalaman yang lebih tenang.

Machu Picchu lebih dari sekedar tujuan; Ini adalah perjalanan melintasi waktu, perjumpaan dengan peradaban yang hilang, dan pengalaman transformatif. Di balik bebatuan dan jalan setapaknya tersembunyi esensi kota yang, meski sudah berabad-abad lamanya, terus berbicara melalui kesunyian reruntuhannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun