Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jarang Melihat Daftar Saya yang Diblokir

8 September 2024   08:56 Diperbarui: 8 September 2024   08:58 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jarang Melihat Daftar Saya yang Diblokir 

Dalam interaksi digital yang sangat luas, menjelajahi berbagai platform media sosial terkadang terasa seperti berjalan melewati ladang ranjau. Kesalahan langkah yang terjadi sesekali dapat menyebabkan pertemuan yang tidak menyenangkan atau perhatian yang tidak diinginkan. Bagi banyak orang, fitur "Diblokir" pada platform ini menjadi alat penting dalam menciptakan pengalaman online yang lebih aman dan menyenangkan. Baru-baru ini, saya jarang melihat Daftar Blokir saya, dan apa yang saya temukan sangat mengungkap dan lucu. 

Realitas Interaksi Online 

Interaksi online adalah ruang tempat kita terhubung dengan teman, keluarga, dan bahkan orang asing dari seluruh dunia. Namun, ini juga merupakan ruang di mana anonimitas internet dapat menimbulkan dampak terburuk pada manusia. Troll, pengirim spam, dan individu yang benar-benar kasar dapat mengubah pengalaman online yang menyenangkan menjadi buruk dalam waktu singkat. 

Daftar Mengintip 

Daftar Blokir saya seperti membuka kotak Pandora digital. Ada nama dan profil yang sudah lama saya lupakan, masing-masing punya cerita tersendiri. Beberapa di antaranya sudah jelas – para pelaku spam yang terus-menerus mencoba menjual kepada saya segala sesuatu mulai dari suplemen kesehatan yang meragukan hingga skema keuangan yang meragukan. 

Memblokir profil-profil ini adalah keputusan yang mudah, seperti mengusir lalat-lalat pengganggu. Lalu ada juga para troll – mereka yang suka menyebarkan perselisihan dan melontarkan komentar-komentar yang menghasut. Berinteraksi dengan mereka hanya memenuhi kebutuhan mereka akan perhatian, jadi memblokir mereka adalah cara saya mengatakan, "Tidak hari ini, dan tidak selamanya." Sungguh memuaskan mengingat saat saya menekan tombol blokir, memutus pasokan negatif mereka. 

Keanehan

Di antara para spammer dan troll ada beberapa entri yang tidak terduga. Ada kenalan lama yang, pada suatu saat, telah melewati batas. Mungkin kata-kata kasar politik yang tidak beralasan atau serangan pribadi lah yang mendorong mereka untuk dimasukkan ke dalam daftar. Melihat nama mereka mengingatkan bagaimana interaksi kita dapat berubah seiring waktu dan betapa pentingnya batasan dalam menjaga hubungan yang sehat. 

Ada juga beberapa profil yang membuat saya menggaruk-garuk kepala. Saya tidak dapat mengingat alasan saya memblokirnya, yang merupakan bukti cepatnya konflik online terjadi. Mungkin ini adalah kasus kesalahan identitas atau momen panas yang, jika dipikir-pikir, tampak tidak penting..

Sepertiganya

Saat saya menelusuri daftarnya, menjadi jelas bahwa ini hanya sekitar sepertiganya. Setiap nama dan profil hanya mewakili sebagian kecil dari sekian banyak interaksi yang saya lakukan secara online. Meskipun beberapa orang mungkin memandang Daftar Blokir yang panjang sebagai tanda negatif, saya melihatnya secara berbeda. Bagi saya, ini adalah alat yang memberdayakan pengguna untuk mengendalikan ruang digital mereka, memastikan mereka tetap positif dan menyenangkan. 

Kesimpulan 

Melihat Daftar yang Diblokir secara langka adalah pengalaman yang membuka mata. Hal ini mengingatkan saya pada berbagai interaksi yang saya lakukan secara online dan pentingnya menetapkan batasan. Meskipun meninjau kembali beberapa entri yang lebih aneh adalah hal yang lucu, hal ini juga memperkuat nilai dari menciptakan lingkungan digital yang aman dan menyenangkan. Pada akhirnya, Daftar yang Diblokir bukan sekadar catatan konflik di masa lalu, namun merupakan bukti kekuatan menjaga kehadiran online yang sehat dan positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun