Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Biarkan Keaslian Anda untuk Persetujuan!

25 Agustus 2024   16:51 Diperbarui: 25 Agustus 2024   17:14 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar Pria, sumber: Pixabay)

Jangan Tukarkan Keaslian Anda untuk Persetujuan!

Di dunia di mana persetujuan tampaknya menjadi alat interaksi sosial, mudah bagi kita untuk terjebak dalam upaya tanpa henti untuk mendapatkan penerimaan. Entah itu jumlah suka di media sosial, validasi dari teman-teman, atau keinginan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial, upaya untuk mendapatkan persetujuan sering kali dapat membuat kita mengkompromikan aset paling berharga yang kita miliki: keaslian kita.

Keaslian adalah dasar dari ekspresi diri yang sebenarnya. Ini adalah tindakan bersikap tulus, tetap setia pada nilai-nilai, kepercayaan, dan kepribadian Anda, bahkan ketika dunia terasa menekan Anda untuk menyesuaikan diri. Ini tentang menerima siapa diri Anda kekurangan dan segalanya tanpa perlu menutupi jati diri Anda untuk mendapatkan persetujuan orang lain. 

Jebakan Mencari Persetujuan 

Kebutuhan akan persetujuan sudah mendarah daging dalam sifat manusia. Sejak usia dini, kita belajar bahwa perilaku dan pilihan tertentu menimbulkan reaksi positif, sementara perilaku dan pilihan lainnya mungkin menimbulkan ketidaksetujuan atau bahkan penolakan. Kecenderungan alami untuk mencari penerimaan dapat membawa kita ke jalur di mana kita mulai memprioritaskan validasi eksternal atas kebenaran batin kita. 

Saat kita menukar keaslian kita demi mendapatkan pengakuan, kita membiarkan orang lain mendikte nilai kita. Kita membentuk diri kita sendiri agar sesuai dengan harapan orang lain, seringkali dengan mengorbankan kebahagiaan dan kesejahteraan kita sendiri. Hal ini dapat menyebabkan siklus ketidakpuasan, karena tidak ada persetujuan dari luar yang dapat mengisi kekosongan yang ditinggalkan dengan mengabaikan siapa diri kita sebenarnya. 

(Gambar kartun anak laki-laki, sumber: Pixabay)
(Gambar kartun anak laki-laki, sumber: Pixabay)

Kekuatan Keaslian 

Memilih keaslian daripada persetujuan adalah tindakan yang berani. Hal ini membutuhkan kesadaran diri, kepercayaan diri, dan kemauan untuk berdiri sendiri jika diperlukan. Namun manfaat dari hidup secara otentik jauh lebih besar daripada ketidaknyamanan sementara yang mungkin timbul karena penolakan terhadap ekspektasi masyarakat. 

1. Harga Diri

Ketika Anda hidup secara otentik, Anda mendapatkan rasa hormat Anda sendiri. Anda menjadi selaras dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Anda, menciptakan rasa integritas dan harga diri yang tidak dapat ditandingi oleh persetujuan eksternal mana pun. 

2. Koneksi Asli

Keaslian menarik orang yang menghargai Anda apa adanya. Dengan menjadi diri sendiri, Anda membentuk hubungan yang lebih dalam dan bermakna dengan orang lain, berdasarkan rasa saling menghormati dan pengertian. 

3. Kedamaian Batin

Ada kedamaian mendalam yang muncul karena hidup selaras dengan jati diri Anda. Anda tidak lagi harus memakai masker atau takut "ketahuan". Anda dapat bersantai dengan diri Anda sendiri, mengetahui bahwa Anda sudah cukup apa adanya.

4. Kebebasan

Keaslian membebaskan Anda dari rantai ekspektasi orang lain. Hal ini memungkinkan Anda untuk hidup sesuai keinginan Anda, membuat keputusan yang mencerminkan nilai-nilai Anda, dan mengejar kehidupan yang benar-benar selaras dengan jiwa Anda. 

(Gambar kartun anak laki-laki, sumber: Pixabay)
(Gambar kartun anak laki-laki, sumber: Pixabay)

Bagaimana Tetap Otentik 

Tetap autentik di dunia yang terus-menerus berusaha membentuk diri Anda memang menantang, namun bukan berarti tidak mungkin. Berikut beberapa langkah untuk membantu Anda tetap jujur pada diri sendiri: 

1. Kenali Nilai-Nilai Anda

Pahami apa yang penting bagi Anda. Saat dihadapkan pada keputusan, biarkan nilai-nilai yang memandu Anda, bukan keinginan untuk mendapatkan persetujuan. 2. Latih Welas Asih

Berbaik hatilah pada diri sendiri. Terimalah bahwa Anda tidak sempurna dan itu tidak masalah. Rangkullah kekurangan Anda sebagai bagian dari identitas unik Anda.  

3. Tetapkan Batasan

Lindungi keaslian Anda dengan menetapkan batasan dengan orang yang mungkin mencoba memaksakan ekspektasi mereka pada Anda. Tidak apa-apa untuk mengatakan tidak pada hal-hal yang tidak sesuai dengan diri Anda. 

4. Kelilingi Diri Anda dengan Orang-Orang yang Mendukung

Bangun lingkaran teman dan orang-orang terkasih yang menghargai Anda apa adanya. Dukungan mereka dapat memperkuat komitmen Anda untuk hidup secara otentik. 

5. Renungkan Secara Teratur

Luangkan waktu untuk memeriksa diri sendiri. Renungkan apakah tindakan dan keputusan Anda sejalan dengan diri Anda yang sebenarnya atau apakah Anda cenderung mencari persetujuan. 

Kesimpulan

Di dunia yang sering kali lebih menghargai kesesuaian dibandingkan individualitas, memilih keaslian adalah tindakan yang berani dan kuat. Ini adalah pengingat bahwa Anda tidak perlu menukar keunikan Anda demi persetujuan sekilas dari orang lain. 

Dengan tetap jujur pada diri sendiri, Anda tidak hanya menjalani kehidupan yang lebih memuaskan dan bermakna, namun Anda juga menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Jadi, jangan tukar keaslian Anda untuk mendapatkan persetujuan. Sebaliknya, terimalah siapa diri Anda dengan tidak menyesal, percaya diri, dan sepenuh hati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun