Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dilematis antara Diam dan Berbagi Cerita

24 Agustus 2024   12:56 Diperbarui: 24 Agustus 2024   13:01 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar Orang tutup Mulut, sumber:Pngtree)

Memilih untuk tidak berbagi bisa menjadi tindakan mempertahankan diri, sebuah cara untuk mempertahankan kendali atas narasi kehidupan seseorang. Bagi sebagian orang, kisah mereka adalah bagian sakral dari diri mereka, sesuatu yang harus dilindungi dan dihargai daripada dipamerkan kepada dunia. Oleh karena itu, merahasiakan sebuah cerita bukanlah tentang menyembunyikannya, melainkan menghormati batas-batas dan ruang pribadi seseorang.

Dampak Budaya dan Masyarakat

Pengaruh budaya dan masyarakat memainkan peran penting dalam menentukan pilihan seseorang untuk menceritakan atau merahasiakan kisahnya. Di beberapa budaya, bercerita adalah tradisi yang dijunjung tinggi, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai cara melestarikan sejarah dan mengajarkan pelajaran berharga. Dalam masyarakat seperti ini, berbagi cerita dipandang sebagai sebuah kewajiban, sebuah cara untuk berkontribusi pada memori kolektif dan identitas komunitas. 

Sebaliknya, budaya lain mungkin sangat menghargai privasi dan kebijaksanaan. Dalam masyarakat seperti ini, mungkin ada penekanan yang kuat untuk menjaga urusan pribadi tetap berada di dalam keluarga atau teman dekat. Gagasan untuk "menyiarkan cucian kotor" tidak disukai, dan individu mungkin merasakan tekanan untuk mempertahankan sikap tabah, terlepas dari apa yang mereka alami secara internal. 

(Gambar Orang tutup Mulut, sumber:Pngtree)
(Gambar Orang tutup Mulut, sumber:Pngtree)

Pilihan yang Kita Buat 

Pada akhirnya, apakah akan membagikan atau merahasiakan cerita kita adalah pilihan kita masing-masing. Tidak ada jawaban benar atau salah, yang ada hanyalah jawaban yang terasa autentik dan benar bagi individu. Beberapa orang mungkin menemukan kekuatan dan tujuan dalam membagikan pengalaman mereka, sementara yang lain mungkin menemukan kedamaian dengan menyimpannya di hati. 

Yang penting kita menghormati pilihan masing-masing. Mereka yang berbagi berhak mendapatkan empati dan pengertian kita, sedangkan mereka yang memilih diam berhak mendapatkan rasa hormat kita atas privasinya. Di dunia di mana kita sering terburu-buru mengambil keputusan, meluangkan waktu untuk mendengarkan atau memahami keheningan dapat menjadi salah satu hadiah terbesar yang kita berikan kepada satu sama lain. 

Pada akhirnya, baik kita menceritakan kisah kita atau merahasiakannya, narasinya terus terungkap, membentuk kehidupan kita dan orang-orang di sekitar kita dengan cara yang terlihat dan tidak terlihat. Kisah-kisah kita, diceritakan atau tidak, adalah benang merah yang menyatukan jalinan pengalaman kemanusiaan kita bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun