Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Psikologi di Balik Penundaan dan Cara Mengatasi Penundaan

23 Agustus 2024   22:04 Diperbarui: 23 Agustus 2024   22:22 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi Wanita dan pikirannya,. sumber:Ratu.ai)

Psikologi dibalik penundaan dan cara mengatasinya penundaan, tindakan menunda tugas meski mengetahui konsekuensi negatifnya, merupakan pengalaman umum yang menimpa banyak orang. Baik itu menunda tugas kerja, menunda pekerjaan rumah tangga, atau menunda pengambilan keputusan penting, penundaan dapat menghambat produktivitas dan menciptakan stres yang tidak perlu. Namun mengapa kita menunda-nunda, dan yang lebih penting, bagaimana kita bisa mengatasinya? 

(Ilustrasi Wanita dan pikirannya,. sumber:Ratu.ai)
(Ilustrasi Wanita dan pikirannya,. sumber:Ratu.ai)

Memahami Psikologi Dibalik Penundaan 

1. Bias Kepuasan Instan

Salah satu faktor psikologis utama di balik penundaan adalah preferensi terhadap imbalan langsung dibandingkan manfaat jangka panjang. Kecenderungan ini, yang dikenal sebagai bias gratifikasi instan, mendorong orang untuk terlibat dalam aktivitas yang memberikan kesenangan langsung, seperti menjelajahi media sosial, dibandingkan menyelesaikan tugas yang menawarkan imbalan di masa depan, seperti menyelesaikan proyek pekerjaan. Keinginan otak untuk mendapatkan kepuasan segera dapat mengalahkan pemahaman logis tentang manfaat jangka panjang, sehingga menyebabkan penundaan. 

2. Takut Gagal

Penundaan sering kali dikaitkan dengan ketakutan mendasar akan kegagalan. Saat dihadapkan pada tugas yang menantang, ketakutan tidak dapat memenuhi ekspektasi atau memberikan hasil di bawah standar dapat menyebabkan penghindaran. Dengan menunda-nunda, individu untuk sementara dapat menghindari kecemasan yang terkait dengan potensi kegagalan. Namun, penghindaran ini hanya akan memperburuk stres dalam jangka panjang, karena tugas yang ada belum terselesaikan. 3. Perfeksionisme

Perfeksionisme adalah faktor psikologis lain yang berkontribusi terhadap penundaan. Keinginan untuk mencapai hasil yang sempurna dapat melumpuhkan, menyebabkan individu menunda memulai atau menyelesaikan tugas karena takut pekerjaan mereka tidak memenuhi standar yang sangat tinggi. Pengejaran kesempurnaan ini sering kali mengarah pada perenungan dan penundaan yang berlebihan, dibandingkan tindakan produktif. 

4. Penghindaran Tugas

Terkadang, sifat suatu tugas itu sendiri dapat menyebabkan penundaan. Tugas-tugas yang dianggap tidak menyenangkan, membosankan, atau sulit lebih besar kemungkinannya untuk ditunda. Otak secara alami berusaha menghindari ketidaknyamanan, jadi ketika dihadapkan pada tugas yang tidak menyenangkan, penundaan menjadi cara untuk menghindari pengalaman tidak menyenangkan tersebut, meskipun hanya sementara. 

5. Manajemen dan Perencanaan Waktu yang Buruk

Kurangnya keterampilan manajemen waktu dan perencanaan yang efektif juga dapat memainkan peran penting dalam penundaan. Ketika tugas tidak diprioritaskan atau dipecah menjadi langkah-langkah yang dapat dikelola, tugas tersebut akan tampak membebani, sehingga menyebabkan penghindaran. Tanpa rencana atau jadwal yang jelas, kita akan mudah terjebak dalam penundaan.

(Ilustrasi Wanita dan pikirannya,. sumber:Ratu.ai)
(Ilustrasi Wanita dan pikirannya,. sumber:Ratu.ai)

Strategi Mengatasi Penundaan 

1. Bagi Tugas menjadi Langkah-Langkah Lebih Kecil

Salah satu strategi paling efektif untuk melawan penundaan adalah dengan memecah tugas-tugas besar menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Pendekatan ini membuat tugas-tugas tampak tidak terlalu menakutkan dan memberikan jalan ke depan yang jelas. Dengan berfokus pada menyelesaikan satu langkah kecil pada satu waktu, individu dapat membangun momentum dan secara bertahap berupaya menyelesaikan seluruh tugas. 

2. Tetapkan Sasaran dan Batas Waktu yang Jelas

Menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dan terikat waktu dapat membantu mengurangi penundaan. Tenggat waktu yang jelas menciptakan rasa urgensi dan akuntabilitas, sehingga lebih sulit untuk membenarkan penundaan. Selain itu, menetapkan tujuan membantu individu tetap fokus pada apa yang perlu dicapai, sehingga mengurangi kemungkinan gangguan. 

3. Gunakan Penguatan Positif

Menghargai diri sendiri karena menyelesaikan tugas bisa menjadi motivator yang kuat. Penguatan positif, seperti memanjakan diri Anda dengan camilan atau aktivitas favorit setelah menyelesaikan tugas, dapat menciptakan hubungan positif dengan produktivitas. Seiring waktu, hal ini dapat membantu mengalihkan fokus otak dari mencari kepuasan langsung melalui penundaan menjadi menemukan kepuasan dalam menyelesaikan tugas. 

4. Latih Welas Asih

Mengatasi penundaan seringkali membutuhkan perubahan pola pikir. Daripada bersikap terlalu kritis atau kasar pada diri sendiri karena menunda-nunda, praktikkanlah rasa kasihan pada diri sendiri. Akui bahwa penundaan adalah tantangan umum dan tidak ada salahnya untuk mengatasinya. Dengan memperlakukan diri sendiri dengan kebaikan dan pengertian, Anda dapat mengurangi kecemasan dan ketakutan yang sering kali memicu penundaan, sehingga memudahkan Anda mengambil tindakan. 

(Ilustrasi Wanita dan pikirannya,. sumber:Ratu.ai)
(Ilustrasi Wanita dan pikirannya,. sumber:Ratu.ai)

5. Menerapkan "Aturan Dua Menit"

"Aturan Dua Menit" adalah strategi sederhana namun efektif untuk mengatasi penundaan. Idenya adalah memulai dengan tugas-tugas yang dapat diselesaikan dalam dua menit atau kurang. Dengan menyelesaikan tugas-tugas kecil ini dengan cepat, Anda dapat membangun momentum dan mengurangi perasaan kelelahan secara keseluruhan. Pendekatan ini juga dapat membantu Anda memulai tugas yang lebih besar, karena hambatan awal sering kali merupakan bagian tersulit untuk diatasi.

6. Visualisasikan Kesuksesan

Visualisasi dapat menjadi alat yang ampuh dalam melawan penundaan. Dengan membayangkan hasil positif dari menyelesaikan suatu tugas---seperti rasa lega karena telah menyelesaikannya atau imbalan yang didapat jika berhasil---Anda dapat menciptakan insentif mental untuk mengambil tindakan. Visualisasi membantu melawan bias kepuasan instan dengan membuat imbalan di masa depan dalam menyelesaikan tugas menjadi lebih nyata di masa sekarang. 

7. Mengatasi Ketakutan yang Mendasari Jika penundaan disebabkan oleh rasa takut akan kegagalan atau perfeksionisme, penting untuk mengatasi permasalahan mendasar ini. Teknik perilaku kognitif, seperti menantang pikiran negatif atau mengubah cara Anda memandang kesalahan, dapat membantu mengurangi rasa takut yang mengarah pada penundaan. Menerima bahwa ketidaksempurnaan adalah bagian alami dari proses dapat membebaskan Anda dari cengkeraman perfeksionisme yang melumpuhkan. 

8. Mencari Akuntabilitas

Berbagi tujuan dan tenggat waktu Anda dengan orang lain dapat menciptakan rasa akuntabilitas yang membantu mengurangi penundaan. Baik itu teman, kolega, atau pelatih, memiliki seseorang yang bisa dihubungi dapat memberikan motivasi eksternal yang diperlukan untuk tetap berada di jalur yang benar. 

Kesimpulan

Penundaan adalah perilaku kompleks yang berakar pada berbagai faktor psikologis, mulai dari keinginan untuk mendapatkan kepuasan segera hingga ketakutan akan kegagalan dan perfeksionisme. Memahami psikologi di balik penundaan adalah langkah awal untuk mengatasinya. 

Dengan menerapkan strategi seperti membagi tugas menjadi langkah-langkah yang lebih kecil, menetapkan tujuan yang jelas, dan mempraktikkan rasa sayang pada diri sendiri, individu dapat mengendalikan waktu dan produktivitas mereka. Ingat, kunci untuk mengatasi penundaan terletak pada tindakan kecil dan konsisten yang membangun momentum dan membawa perubahan jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun