Makanan apa yang membuat Anda trauma saat Kecil?
Kenangan masa kecil sering kali membawa campuran kegembiraan, petualangan, dan, terkadang, trauma terkait makanan. Banyak dari kita yang menyantap makanan di masa kecil kita masih membuat kita merinding hanya dengan memikirkannya. Mungkin saja itu disajikan di rumah, sekolah, atau bahkan di rumah kerabat. Bagi sebagian orang, yang penting adalah teksturnya, yang lain karena baunya, dan bagi banyak orang, yang penting hanyalah rasa atau kekurangannya.
Insiden Bayam Terlalu Matang
Bagi saya, itu adalah makan malam yang dimulai sebagai upaya polos nenek saya yang bermaksud baik untuk memasukkan sayuran ke dalam makanan saya. Itu adalah bayam matang, lembek, dan warna hijau kusam yang lebih mengingatkan pada air rawa daripada sayuran bergizi. Saya ingat duduk di meja, menatap piring, mencoba mengumpulkan keberanian untuk mengambil satu gigitan saja. Baunya bersahaja, hampir seperti logam, dan sama sekali tidak menggugah selera.
Tapi bukan hanya baunya saja; teksturnya lah yang benar-benar bermanfaat bagi saya. Bayamnya berlendir, hampir seperti direbus berjam-jam, membuatnya lemas dan tak bernyawa. Aku menggigitnya, dan rasa massa yang berlendir dan berserabut di mulutku terasa terlalu berat. Refleks muntah langsung muncul, dan aku segera meludahkannya kembali ke serbet, membuat nenekku kecewa.
Bencana Besar Hati
Bagi yang lain, hati tampaknya menjadi penyebab umum trauma makanan pada masa kanak-kanak. Dengan baunya yang khas dan rasa logamnya yang kuat, hati sering dijadikan sebagai makanan bergizi oleh para orang tua yang mempunyai niat baik. Namun bagi banyak anak, pengalaman tersebut jauh dari kata menyenangkan. Tekstur hati yang kering dan kasar dari hati yang dimasak dengan buruk bisa jadi tidak enak, dan sisa rasanya bisa bertahan lama setelah makan selesai.
Seorang teman ingat pernah dipaksa duduk di meja sampai dia menghabiskan hatinya, meskipun jelas bahwa dia hampir tidak bisa menelannya. Dia ingat menatap piring itu selama berjam-jam, mencoba memaksakan satu gigitan lagi. Kenangan akan hati yang kering dan kenyal itu masih menghantuinya hingga saat ini.
Daging Misteri Kantin Sekolah
Lalu ada kantin sekolah yang terkenal, tempat daging misterius dan hidangan tak dikenal lainnya sering muncul. Banyak di antara kita yang memiliki kenangan saat duduk di kafetaria, sambil mencicipi sesuatu yang seharusnya berupa daging, namun tampak dan berbau seperti sesuatu yang salah dalam eksperimen sains. Potongan daging olahan berwarna coklat keabu-abuan, terkadang dilumuri saus yang sama misteriusnya, cukup membuat siapa pun kehilangan nafsu makan.
Seseorang mengenang hari ketika mereka menemukan versi daging misterius yang sangat meresahkan karena sangat kenyal sehingga mereka hampir tidak bisa memotongnya dengan pisau. Teksturnya seperti campuran plastik dan karton, dan rasanya benar-benar asing tentu saja tidak seperti daging yang pernah mereka makan sebelumnya. Sampai hari ini, pemikiran tentang daging misterius di kafetaria membawa kembali banyak kenangan yang tidak menyenangkan.
Mengatasi Trauma Makanan Anak
Menariknya, banyak dari kita yang semakin menyukai atau setidaknya menoleransi makanan yang pernah membuat kita trauma semasa kecil. Seiring bertambahnya usia dan pengalaman, selera kita berubah, dan kita seringkali mengevaluasi kembali makanan yang tadinya ditakuti. Bayam, misalnya, bisa terasa lezat jika dimasak dengan benar ditumis dengan bawang putih dan minyak zaitun, atau ditambahkan ke salad segar. Hati juga, jika disiapkan dengan hati-hati, bisa menjadi hidangan yang kaya rasa dan beraroma.
Dan jangan lupa bahwa kafetaria sekolah telah berkembang pesat sejak masa kanak-kanak kita, dan kini banyak kafetaria yang menyajikan pilihan yang lebih sehat dan menggugah selera. Namun, trauma makanan masa kecil tersebut masih melekat dalam ingatan kita, mengingatkan kita akan tantangan yang kita hadapi di meja makan. Entah itu bayam yang terlalu matang, hati kering, atau daging misterius di kafetaria, pengalaman-pengalaman ini telah membentuk hubungan kita dengan makanan dengan cara yang terus mempengaruhi kebiasaan makan kita saat ini.
Jadi, makanan apa yang membuat Anda trauma saat kecil? Baik itu hidangan yang masih membuat Anda merasa ngeri atau yang sudah Anda hargai selama bertahun-tahun, jelas bahwa makanan memiliki cara unik untuk meninggalkan kesan abadi dalam hidup kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI