Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Filsafat dan Pertumbuhan Pribadi

22 Agustus 2024   17:47 Diperbarui: 22 Agustus 2024   17:48 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aturan Hidup Membentuk Realitas Kita! Refleksi Filsafat dan Pertumbuhan Pribadi.

Dalam permadani kehidupan yang rumit, setiap benang yang kita jalin dipandu oleh serangkaian prinsip tidak tertulis, yang sering disebut sebagai 'aturan hidup'. Aturan-aturan ini, secara sadar atau tidak sadar, membentuk pengalaman, keputusan, dan pada akhirnya, realitas kita. Hal-hal tersebut berfungsi sebagai fondasi di mana kita membangun kehidupan, mempengaruhi cara kita memandang dunia, berinteraksi dengan orang lain, dan merespons tantangan. Tapi apa sebenarnya aturan hidup ini, dan bagaimana aturan tersebut membentuk realitas kita? 

Asal Usul Aturan Kehidupan 

Aturan hidup sangat bersifat pribadi. Mereka lahir dari pola asuh, budaya, pendidikan, dan pengalaman yang kita kumpulkan dari waktu ke waktu. Sejak usia muda, kita diajarkan nilai-nilai dan perilaku tertentu---rasa hormat, kejujuran, kerja keras---yang tertanam dalam jiwa kita. Seiring bertambahnya usia, kita menyempurnakan aturan-aturan ini melalui pertemuan kita dengan kesuksesan dan kegagalan, cinta dan kehilangan, suka dan duka. 

Misalnya, seseorang yang diajari pentingnya ketekunan mungkin menerapkan aturan hidup yang mengatakan, "Jangan pernah menyerah, apapun rintangannya." Aturan ini menjadi prinsip panduan, mendorong mereka untuk mengatasi hambatan dan mengejar tujuan mereka tanpa henti. Di sisi lain, seseorang yang mengalami pengkhianatan mungkin mengembangkan aturan yang menekankan kehati-hatian dalam mempercayai orang lain, membentuk interaksi dan hubungan mereka. 

Kekuatan Keyakinan 

Inti dari aturan hidup adalah keyakinan. Apa yang kita yakini benar tentang diri kita dan dunia di sekitar kita menentukan cara kita berperilaku dan apa yang kita capai. Jika Anda yakin bahwa kerja keras membawa kesuksesan, kemungkinan besar Anda akan melakukan upaya yang diperlukan untuk mencapai impian Anda. 

Sebaliknya, jika Anda yakin bahwa hidup pada dasarnya tidak adil, Anda mungkin akan terus-menerus berjuang melawan ketidakadilan yang dirasakan, dan realitas Anda mencerminkan keyakinan tersebut.  Keyakinan ini tidaklah statis; mereka berkembang seiring kita tumbuh dan belajar. Seseorang yang pernah percaya bahwa dirinya tidak mampu mencapai hal-hal besar, mungkin, melalui pengalaman dan dorongan, mengadopsi aturan hidup baru.

Membentuk Realitas Melalui Tindakan 

Aturan hidup tidak hanya ada dalam pikiran kita; mereka terwujud dalam tindakan kita. Keputusan yang kita ambil, risiko yang kita ambil, dan cara kita memperlakukan orang lain semuanya dipengaruhi oleh kode etik internal kita. Tindakan-tindakan ini, pada gilirannya, menciptakan realitas kita. Pertimbangkan aturannya, "Perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan." Prinsip sederhana namun mendalam ini, yang sering disebut sebagai Aturan Emas, memiliki kekuatan untuk menciptakan realitas yang penuh dengan kebaikan, rasa hormat, dan saling pengertian. 

Ketika kita menerapkan aturan ini dalam interaksi kita sehari-hari, kita berkontribusi pada dunia yang lebih positif dan harmonis, tidak hanya untuk diri kita sendiri, namun juga untuk orang-orang di sekitar kita. Demikian pula, aturan seperti, "Anggaplah perubahan sebagai peluang untuk berkembang," dapat mengarah pada kenyataan di mana tantangan dilihat bukan sebagai ancaman namun sebagai peluang untuk belajar dan memperbaiki diri. Dengan menerapkan pola pikir ini, kita akan lebih mungkin mengambil resiko, keluar dari zona nyaman, dan pada akhirnya mencapai pertumbuhan dan kepuasan pribadi. 

Pentingnya Refleksi

Mengingat dampak besar peraturan kehidupan terhadap realitas kita, penting untuk merenungkannya secara berkala. Apakah peraturan Anda saat ini bermanfaat bagi Anda? Apakah mereka membantu Anda menciptakan kehidupan yang Anda inginkan, atau justru menghambat Anda? Dengan meluangkan waktu untuk mengkaji dan, jika perlu, merevisi aturan hidup Anda, Anda dapat menyelaraskan keyakinan dan tindakan Anda dengan keinginan dan nilai sejati Anda.

Misalnya, jika Anda mendapati bahwa aturan seperti, "Selalu bermain aman", membatasi peluang Anda, Anda dapat memilih untuk menggantinya dengan, "Ambil risiko yang diperhitungkan untuk mencapai tujuan saya." Perubahan kecil dalam dialog internal Anda ini dapat membawa perubahan signifikan dalam realitas Anda, membuka jalan bagi pengalaman dan pencapaian baru. 

Menyusun Realitas Anda 

Pada akhirnya, aturan hidup adalah kompas yang memandu kita menjalani perjalanan hidup. Mereka membentuk realitas kita dengan mempengaruhi pikiran, keyakinan, dan tindakan kita. Dengan secara sadar memilih dan menyempurnakan aturan-aturan ini, kita dapat menciptakan realitas yang selaras dengan diri kita yang sebenarnya, membawa kita lebih dekat pada kehidupan yang kita cita-citakan. 

Kesimpulan

Di dunia yang penuh ketidakpastian, aturan hidup kita menawarkan arah dan tujuan. Mereka mengingatkan kita tentang siapa diri kita dan apa yang kita perjuangkan, membantu kita menavigasi kompleksitas kehidupan dengan percaya diri dan anggun. Saat kita melangkah maju dalam perjalanan kita, marilah kita ingat bahwa kita memiliki kekuatan untuk membentuk realitas kita---satu aturan, satu keyakinan, satu tindakan pada satu waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun