Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Alegori Filosofi Waktu Bekerja Demi Uang

21 Agustus 2024   14:20 Diperbarui: 21 Agustus 2024   14:22 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Alegori Filosofi Waktu Bekerja Demi Uang, sumber: Pixabay)

Tekanan untuk terus bekerja demi uang dapat menyebabkan stres, kelelahan, dan penurunan kualitas hidup. Banyak orang mendapati bahwa tuntutan pekerjaan hanya menyisakan sedikit waktu untuk istirahat, menjalin hubungan, atau melakukan hobi.

6. Terputusnya Makna

Pekerjaan yang terutama didorong oleh kebutuhan untuk mendapatkan uang dapat terasa terputus dari nilai-nilai pribadi atau tujuan hidup. Kurangnya makna dalam bekerja dapat menimbulkan ketidakpuasan dan perasaan hampa. 

7. Biaya Peluang

Waktu yang dihabiskan bekerja demi uang dapat digunakan untuk aktivitas lain yang berpotensi lebih memuaskan, seperti kegiatan kreatif, belajar, atau menghabiskan waktu bersama orang yang dicintai. Biaya peluang bekerja demi uang adalah nilai dari apa yang bisa Anda lakukan. 

8. Masalah Sistemik

Dalam banyak kasus, kebutuhan untuk bekerja demi uang didorong oleh tekanan ekonomi yang sistemik, seperti tingginya biaya hidup, utang, atau kurangnya jaring pengaman sosial. Hal ini dapat menciptakan situasi di mana orang merasa terpaksa bekerja dibandingkan memilih bekerja karena minat atau passion. 

Meskipun poin-poin ini menyoroti beberapa kelemahan bekerja waktu demi uang, penting untuk dicatat bahwa model ini juga menjadi dasar sebagian besar perekonomian modern dan memberi banyak orang sarana untuk menghidupi diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Tantangannya adalah menemukan keseimbangan yang memungkinkan stabilitas keuangan sekaligus memberikan ruang untuk kepuasan pribadi, otonomi, dan kesejahteraan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun