Gagasan bahwa waktu bekerja demi uang dapat menjadi masalah berakar pada beberapa keprihatinan filosofis, ekonomi, dan praktis.Â
Berikut beberapa alasan mengapa konsep ini sering dikritik:Â
1. Waktu sebagai Sumber Daya Terbatas Waktu adalah sumber daya tak terbarukan; setelah habis, tidak dapat dipulihkan. Menukar waktu dengan uang berarti Anda menghabiskan sebagian hidup Anda yang tidak akan pernah bisa Anda dapatkan kembali. Jika Anda tidak bergairah dengan pekerjaan Anda, pertukaran ini mungkin terasa tidak menguntungkan.Â
2. Kurangnya Otonomi
Waktu bekerja demi uang seringkali mengharuskan penyesuaian terhadap jadwal yang tetap, yang dapat membatasi kebebasan pribadi dan kemampuan untuk mengejar kepentingan atau tanggung jawab lain. Hal ini dapat menimbulkan perasaan terjebak atau kurang kendali atas kehidupan seseorang.Â
3. Kesenjangan Ekonomi
Nilai waktu sangat bervariasi tergantung pada pekerjaan atau industri seseorang, sehingga menyebabkan kesenjangan pendapatan yang signifikan. Hal ini dapat menciptakan situasi di mana sebagian orang dibayar rendah atas waktunya, sehingga berkontribusi terhadap kesenjangan dan kebencian.Â
4. Fokus pada Keuntungan Jangka Pendek
Ketika pekerjaan hanya sekedar menukar waktu dengan uang, hal ini dapat mendorong pola pikir jangka pendek. Individu mungkin memprioritaskan keuntungan finansial jangka pendek dibandingkan pertumbuhan karir jangka panjang, pengembangan pribadi, atau kesejahteraan.Â
5. Kelelahan dan Stres