Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Alegori Filosofi Waktu Bekerja Demi Uang

21 Agustus 2024   14:20 Diperbarui: 21 Agustus 2024   14:22 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gagasan bahwa waktu bekerja demi uang dapat menjadi masalah berakar pada beberapa keprihatinan filosofis, ekonomi, dan praktis. 

Berikut beberapa alasan mengapa konsep ini sering dikritik: 

1. Waktu sebagai Sumber Daya Terbatas Waktu adalah sumber daya tak terbarukan; setelah habis, tidak dapat dipulihkan. Menukar waktu dengan uang berarti Anda menghabiskan sebagian hidup Anda yang tidak akan pernah bisa Anda dapatkan kembali. Jika Anda tidak bergairah dengan pekerjaan Anda, pertukaran ini mungkin terasa tidak menguntungkan. 

2. Kurangnya Otonomi

Waktu bekerja demi uang seringkali mengharuskan penyesuaian terhadap jadwal yang tetap, yang dapat membatasi kebebasan pribadi dan kemampuan untuk mengejar kepentingan atau tanggung jawab lain. Hal ini dapat menimbulkan perasaan terjebak atau kurang kendali atas kehidupan seseorang. 

3. Kesenjangan Ekonomi

Nilai waktu sangat bervariasi tergantung pada pekerjaan atau industri seseorang, sehingga menyebabkan kesenjangan pendapatan yang signifikan. Hal ini dapat menciptakan situasi di mana sebagian orang dibayar rendah atas waktunya, sehingga berkontribusi terhadap kesenjangan dan kebencian. 

4. Fokus pada Keuntungan Jangka Pendek

Ketika pekerjaan hanya sekedar menukar waktu dengan uang, hal ini dapat mendorong pola pikir jangka pendek. Individu mungkin memprioritaskan keuntungan finansial jangka pendek dibandingkan pertumbuhan karir jangka panjang, pengembangan pribadi, atau kesejahteraan. 

5. Kelelahan dan Stres

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun