Gunung Kailash juga dikenal sebagai tempat di mana waktu terasa aneh. Catatan peziarah menyatakan bahwa jam terkadang berhenti atau bergerak lebih cepat, dan persepsi waktu menjadi kabur, seolah-olah gunung tersebut berada di alam yang berbeda dari kenyataan. Pergantian waktu ini menambah aura misteri yang menyelimuti Kailash, membuat mereka yang berkunjung serasa meninggalkan dunia biasa untuk memasuki alam di mana hukum alam tidak berlaku sama.Â
 Meskipun banyak upaya yang dilakukan para pendaki untuk mencapai puncaknya, Gunung Kailash tetap tidak dapat diganggu gugat, karena mendakinya dianggap sebagai tindakan asusila. Penduduk setempat percaya bahwa melakukan hal tersebut merupakan penodaan terhadap Tuhan, karena puncaknya bebas dari jejak kaki manusia.Â
Penghormatan terhadap kesucian gunung ini membuat misterinya tetap utuh, semakin mengobarkan legenda dan cerita orang-orang yang pernah merasakan kesaktiannya. Gunung Kailash, dengan suara dan aura mistisnya yang tidak dapat dijelaskan, tetap menjadi teka-teki yang sulit dijelaskan secara rasional. Bagi para penyembah, ini adalah tempat perjumpaan dengan yang suci, pintu menuju yang ilahi. Bagi mereka yang penasaran dan suka berpetualang, ini adalah pengingat bahwa, di dunia yang semakin dipahami dan di demistifikasi, masih ada tempat-tempat yang luput dari pemahaman kita, di mana alam dan hal-hal gaib tampaknya menyatu dalam keseimbangan yang rumit. Oleh karena itu, Gunung Kailash terus menjadi mercusuar misteri, tantangan bagi pikiran, dan tempat perlindungan bagi jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H