Tahukah Anda bahwa di  Yordania ada kota yang terbuat dari pasir? Saya Akan menceritakan sedikit tentang Kota Wadi Rum yang mengesankan kepada Anda, simak dan baca sampai selesai!
Di jantung gurun Yordania yang luas, tersembunyi keajaiban alam yang menarik sekaligus nyata. Wadi Rum, juga dikenal sebagai Lembah Bulan, bukan sekadar kota yang terbuat dari pasir; Ini adalah mahakarya yang dibentuk oleh alam selama ribuan tahun. Tempat ini, tempat langit bertemu dengan gurun pasir, begitu menawan sehingga, saat berjalan melintasi bentang alamnya, orang akan merasa seolah-olah sedang melakukan perjalanan dalam waktu, atau mungkin di dunia yang sama sekali berbeda dari dunia kita.
Wadi Rum bukanlah kota konvensional; Anda tidak akan menemukan gedung-gedung tinggi, jalan beraspal, atau pemukiman penduduk. Namun, apa yang ditawarkannya jauh melebihi struktur manusia mana pun. "Kota" ini terdiri dari tebing batu pasir raksasa yang menjulang megah di atas gurun pasir, seolah-olah merupakan penjaga kerajaan yang hilang. Formasi batuannya, yang dibentuk oleh erosi angin dan air, tampak seperti karya seni sejati yang berubah warna seiring berjalannya waktu, berubah dari oranye hangat saat fajar menjadi merah pekat saat senja.
Dihuni oleh suku Badui nomaden selama berabad-abad, tempat ini telah menjadi saksi kisah bertahan hidup dan perlawanan yang tak terhitung jumlahnya di salah satu lingkungan paling gersang di planet ini. Suku Badui, dengan pengetahuan mereka yang mendalam tentang gurun pasir, mampu memanfaatkan sumber daya alam untuk menciptakan gaya hidup yang selaras dengan kenyataan pahit gurun pasir. Saat ini, mereka terus menjadi tuan rumah bagi para petualang yang berani mengungkap rahasia Wadi Rum.
Sejarah Wadi Rum tidak hanya terdapat pada bentang alamnya yang menakjubkan, tetapi juga pada petroglif yang menghiasi bebatuannya, menceritakan kisah peradaban masa lalu yang meninggalkan jejak di tempat terpencil ini. Berasal dari ribuan tahun yang lalu, ukiran ini menunjukkan sosok manusia, hewan, dan simbol yang mengungkap kekayaan sejarah budaya wilayah tersebut.
Namun, yang membuat Wadi Rum benar-benar mengesankan adalah hubungannya dengan kosmos. Tempat ini, jauh dari polusi cahaya kota-kota modern, menawarkan salah satu langit malam paling jernih dan berbintang di dunia. Di sinilah bintang-bintang tampak bersinar dengan intensitas supernatural, menjadikan pengamatan astronomi hampir seperti pengalaman spiritual.
Wadi Rum juga menjadi lokasi sejumlah film fiksi ilmiah, karena lanskap Mars dan suasana dunia lain. Produksi film seperti Lawrence of Arabia, The Martian dan Star Wars telah memilih lokasi ini untuk menangkap esensi planet yang jauh, membantu memperkuat reputasinya sebagai permata unik di gurun pasir.
Fakta lainnya adalah Wadi Rum juga dikenal sebagai "Lembah Bulan" karena lanskap bulannya, yang menyebabkan NASA menggunakannya sebagai lokasi pengujian penjelajah dan misi penjelajahan Mars. Kemiripan medan dengan Planet Merah memungkinkan para ilmuwan melakukan simulasi dan studi penting untuk misi luar angkasa di masa depan.
Wadi Rum dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2011 karena nilai alam dan budayanya yang luar biasa, tidak hanya mengakui formasi geologisnya yang mengesankan, namun juga pentingnya sebagai rumah bagi suku Badui dan sebagai saksi kehadiran manusia selama lebih dari 12.000 tahun.
Menjelajahi Wadi Rum adalah memasuki ruang di mana alam menjadikan pasir sebagai kanvasnya, menciptakan sebuah karya monumental yang menantang imajinasi. Ini adalah tempat di mana batas antara yang nyata dan yang fantastis menjadi kabur, dan di mana setiap langkah yang Anda ambil membenamkan Anda lebih dalam ke dalam misteri gurun yang tampak hidup.
Wadi Rum bukan sekedar tujuan wisata; Ini adalah pengalaman yang meninggalkan bekas yang tak terhapuskan bagi mereka yang cukup beruntung untuk berjalan di antara pasir dan batu raksasa, di lingkungan di mana waktu seolah berhenti untuk merenungkan keagungan alam dalam bentuknya yang paling murni dan paling mempesona.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H