Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menelusuri Kota Hantu Kolmanskop di Namibia

7 Agustus 2024   17:53 Diperbarui: 7 Agustus 2024   17:54 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Kota Kolmanskop di Namibia, sumber:iStock)

Tahukah Anda bahwa Kolmanskop, kota pertambangan berlian di Namibia, sekarang terkubur sebagian dibelakang pasir gurun Namib? Temukan sejarah menarik dari tempat hantu ini.

Di jantung Gurun Namib di Namibia terdapat Kolmanskop, sebuah kota yang pernah menjadi pusat perburuan berlian di Afrika. Kota ini, yang kini hancur dan ditelan pasir, dalam sejarahnya melestarikan campuran kekayaan, pengabaian, dan suasana seram yang menarik para penjelajah dan fotografer dari seluruh dunia.

Kolmanskop didirikan pada tahun 1908 setelah ditemukannya berlian oleh seorang pekerja kereta api Jerman bernama Zacharias Lewala. Penemuan ini memicu perburuan berlian, menarik para pencari keberuntungan dari seluruh dunia. Kolmanskop segera menjadi kota pertambangan yang berkembang dengan infrastruktur yang sangat modern pada masanya.

(Kota Kolmanskop di Namibia, sumber:iStock)
(Kota Kolmanskop di Namibia, sumber:iStock)

Pada masa kejayaannya, kota ini adalah rumah bagi sekolah, rumah sakit, kasino, teater, dan bahkan pabrik es, di tengah salah satu gurun terkering di dunia. Para penambang dan keluarga mereka tinggal di rumah-rumah yang elegan, dan kota ini memiliki segala kemudahan, termasuk air mengalir dan listrik, yang merupakan hal yang tidak lazim di wilayah tersebut pada masa itu.

Namun, nasib Kolmanskop tidak bertahan lama. Setelah Perang Dunia I, produksi berlian mulai menurun, dan pada tahun 1930-an, simpanan berlian hampir habis seluruhnya. Penduduk mulai meninggalkan kota untuk mencari peluang baru di tempat lain, dan Kolmanskop dibiarkan kosong.

Seiring berlalunya waktu, Gurun Namib mulai menguasai kota tersebut. Pasir hisap menyerbu rumah dan bangunan, memenuhi ruangan dan menutupi jalan. Saat ini, Kolmanskop menjadi tontonan surealis dari struktur setengah terkubur dan fasad yang muncul dari bukit pasir, menciptakan lanskap pasca-apokaliptik.

(Kota Kolmanskop di Namibia, sumber:iStock)
(Kota Kolmanskop di Namibia, sumber:iStock)

Gurun Namib, salah satu gurun tertua dan terkering di dunia, telah melestarikan reruntuhan ini secara mengesankan. Suasana di Kolmanskop unik: keheningan yang nyaris mutlak, hanya dipecahkan oleh bisikan angin dan derak pasir yang bergeser, menawarkan pengunjung perasaan abadi dan misteri.

Saat ini, Kolmanskop menjadi objek wisata yang populer. Tur berpemandu memungkinkan pengunjung untuk berjalan di jalanan yang sepi dan memasuki bangunan yang dipenuhi pasir, memberikan jendela ke dalam kehidupan masa lalu dan kekuatan alam yang tak terelakkan. Para fotografer menganggap Kolmanskop adalah surga visual, dengan kombinasi arsitektur yang membusuk dan lanskap gurun yang dramatis.

(Kota Kolmanskop di Namibia, sumber:iStock)
(Kota Kolmanskop di Namibia, sumber:iStock)

Kolmanskop juga terkenal dengan rumah sakitnya yang pada masanya merupakan salah satu rumah sakit tercanggih di benua Afrika. Rumah sakit ini memiliki mesin sinar-X pertama di belahan bumi selatan, yang terutama digunakan untuk mendeteksi apakah para pekerja telah menelan berlian untuk menyelundupkannya keluar. Detail ini menyoroti bagaimana kota ini tidak menyia-nyiakan sumber daya untuk melindungi kekayaannya, bahkan di tengah gurun.

Kolmanskop mengingatkan kita akan ketidakkekalan kekayaan dan kekuatan alam untuk mengklaim miliknya. Kota hantu ini tidak hanya menjadi saksi sejarah pertambangan Namibia, namun juga cerminan kefanaan kejayaan manusia di hadapan luasnya Gurun Namib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun