Misteri apa yang disimpan kota Petra?Temukan teka-teki tersembunyi kota kuno Nabataean.
Petra, permata tersembunyi Yordania, telah memesona para penjelajah dan arkeolog selama berabad-abad. Kota yang dipahat tepat di pegunungan berbatu ini dulunya adalah ibu kota kerajaan Nabatean yang makmur, masyarakat Arab yang makmur dalam perdagangan rempah-rempah dan barang mewah lainnya. Namun Petra lebih dari sekadar kota perdagangan kuno; Ini adalah teka-teki sejarah penuh rahasia yang masih membingungkan para ahli hingga saat ini.
Lokasi Petra, di tengah gurun yang tampaknya tidak ramah, menimbulkan pertanyaan pertama: bagaimana orang Nabataean bisa membangun kota megah di lokasi terpencil? Insinyur Nabataean ahli dalam pengelolaan air, merancang sistem kanal dan waduk canggih yang memungkinkan air disimpan dan didistribusikan dengan efisiensi yang luar biasa. Pengendalian air ini tidak hanya menjamin kelangsungan hidup penduduknya, tetapi juga memungkinkan terciptanya taman yang rimbun dan air mancur di tengah gurun.
Akses menuju Petra melalui Siq, ngarai sempit yang diapit dinding batu setinggi 80 meter. Jalur berliku ini mengarah ke pemandangan spektakuler: Perbendaharaan Petra (Al-Khazneh), sebuah fasad megah yang diukir langsung pada batu yang akan membuat semua orang yang melihatnya akan takjub. Meski disebut "Harta Karun", tujuan sebenarnya masih menjadi misteri. Beberapa orang percaya bahwa itu adalah makam kerajaan, sementara yang lain berpendapat bahwa itu mungkin sebuah kuil atau bahkan lokasi penyimpanan dokumen penting.
Namun Petra bukan sekedar Perbendaharaan. Kota ini adalah rumah bagi ratusan makam, kuil, rumah, dan altar yang diukir di batu. Salah satu bangunan yang paling menarik adalah Biara (Ad-Deir), sebuah konstruksi monumental yang, terlepas dari namanya, tidak memiliki bukti konklusif yang menunjukkan bahwa bangunan tersebut digunakan untuk tujuan biara. Tujuan sebenarnya, seperti banyak bangunan lain di Petra, masih menjadi topik perdebatan.
Teka-teki lain dari Petra adalah identitas sebenarnya dari penghuninya. Suku Nabatean adalah suku nomaden yang, pada suatu saat, memutuskan untuk menetap dan membangun salah satu kota paling mengesankan di zaman kuno. Apa yang memotivasi transisi ini? Pengaruh budaya dan teknologi apa yang mereka adopsi dari peradaban lain yang berdagang dengan mereka? Pertanyaan-pertanyaan ini masih belum memiliki jawaban pasti.
Kemunduran Petra adalah aspek lain yang diselimuti misteri. Diketahui bahwa kota ini mulai kehilangan arti penting setelah Romawi mencaplok kerajaan Nabatean pada abad ke-1 Masehi. Namun, alasan pasti mengapa program ini ditinggalkan secara bertahap masih belum diketahui secara pasti. Beberapa pihak berpendapat bahwa perubahan jalur perdagangan dan bencana alam, seperti gempa bumi, memainkan peran penting. Tapi apakah hanya itu saja? Atau apakah ada faktor-faktor lain, mungkin politik atau ekonomi, yang berkontribusi terhadap kehancurannya?
Suku Nabatean, selain teknik hidroliknya yang mengesankan, juga mengembangkan bentuk tulisan unik yang dikenal sebagai alfabet Nabataean. Sistem penulisan ini merupakan pendahulu alfabet Arab modern, yang menunjukkan pengaruh budaya Nabataean yang bertahan lama di wilayah tersebut.
Saat ini, Petra terus perlahan mengungkap rahasianya. Penggalian dan studi arkeologi terus menjelaskan kota yang menakjubkan ini, namun setiap penemuan tampaknya menimbulkan pertanyaan baru. Mungkin tabir misteri inilah yang menjadikan Petra tempat yang menawan. Kota kuno Nabatean, dengan strukturnya yang penuh teka-teki dan sejarah yang masih belum lengkap, tetap menjadi saksi kehebatan dan kecerdasan manusia, dan merupakan undangan terbuka untuk terus mengeksplorasi kedalamannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H