Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Narasi Tentang Perang 100 Tahun

5 Agustus 2024   19:46 Diperbarui: 5 Agustus 2024   19:46 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Perang 100 Tahun, Sumber: iStock)

Tahun-tahun terakhir perang ditandai dengan kemajuan Perancis yang lambat namun tak terhindarkan, dibantu oleh peningkatan artileri dan penurunan kekuatan Inggris, baik militer maupun finansial. Perang akhirnya berakhir pada tahun 1453 dengan jatuhnya Bordeaux, meninggalkan Inggris hanya dengan Calais sebagai kepemilikan di benua itu.

Perang Seratus Tahun mempunyai konsekuensi yang besar. Di Perancis, hal ini memperkuat otoritas kerajaan dan meletakkan dasar bagi absolutisme monarki. Di Inggris, hal ini memperburuk ketegangan internal yang pada akhirnya mengarah pada Perang Mawar. Selain itu, perang menandai berakhirnya kavaleri abad pertengahan sebagai kekuatan dominan di medan perang, mengantarkan era infanteri dan artileri.

Warisan Perang Seratus Tahun melampaui batas negara dan sejarah militer. Hal ini mempengaruhi budaya, identitas nasional, dan lintasan perkembangan politik di Eropa. Para pahlawan dan peristiwa konflik ini telah diabadikan dalam karya seni, sastra, dan legenda, menjadi simbol kepahlawanan, tragedi, dan transformasi yang abadi.

Perang Seratus Tahun adalah periode inovasi signifikan dalam teknologi militer. Inggris, misalnya, banyak menggunakan busur besar, senjata ampuh yang dapat menembus baju besi pada jarak yang cukup jauh. Keunggulan ini memungkinkan mereka meraih kemenangan signifikan di fase awal perang. Lebih jauh lagi, konflik ini menandai dimulainya penggunaan artileri di medan perang, sebuah perubahan yang pada akhirnya akan mengubah peperangan di Eropa.

Perang Seratus Tahun adalah konflik antara Inggris dan Perancis dan merupakan perang feodal, karena tujuannya adalah untuk menentukan siapa yang akan menguasai wilayah tambahan yang telah dikumpulkan oleh Raja-Raja Inggris sejak tahun 1154 di wilayah Perancis, setelah naik tahta Inggris. Henry III. Bersama Joan of Arc mereka membentuk pasukan dan membebaskan kota Orleans.

(Perang 100 Tahun, Sumber: iStock)
(Perang 100 Tahun, Sumber: iStock)

Pada tahun 1449 pasukan Perancis menaklukkan kota Rouen, dan pada tahun 1451 mereka menaklukkan Bordeaux dan Bayonne dikuasai dua tahun kemudian pada tahun 1453, memperoleh kemenangan besar dalam pertempuran Castillon. Kemenangan ini menandai berakhirnya kekuasaan Inggris di Prancis dan mengakhiri perang yang dimulai 116 tahun sebelumnya antara Edward III dan Philip VI dari Prancis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun