Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Seni

Jules Verne: Salah Satu Pioneer Fiksi Ilmiah Sains dan Teknologi Modern

2 Agustus 2024   08:40 Diperbarui: 2 Agustus 2024   08:57 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seberapa banyak yang anda ketahui tentang Jules Verne? Tahukah anda bahwa dia adalah salah satu pionir fiksi ilmiah dan banyak prediksi teknologinya yang menjadi kenyataan? 

Jules Verne, nama yang bergema di rak sastra dunia, lahir pada tanggal 8 Februari 1828 di Nantes, Prancis. Sejak usia dini, Verne menunjukkan kecintaannya yang besar pada petualangan dan eksplorasi, hasrat yang melampaui tulisannya dan menjadikannya sebagai salah satu pionir sains dan teknologi modern. Karyanya adalah jembatan antara romansa abad ke-19 dan kemungkinan tak terbatas yang muncul di masa depan.

Awalnya dibesarkan untuk mengikuti jejak ayahnya di bidang hukum, Verne segera menyadari bahwa panggilan sejatinya adalah menulis. Pada pertengahan tahun 1850-an, setelah pindah ke Paris untuk belajar hukum, dia mulai menulis libretto untuk opera dan drama, serta cerita dan esai. Namun, pertemuannya dengan editor Pierre-Jules Hetzel-lah yang benar-benar mengarahkan karier sastranya menuju kesuksesan stratosfer. Hetzel melihat potensi dalam manuskrip Verne dan mendorongnya untuk menyalurkan daya tarik geografis dan ilmiahnya ke dalam novel yang dapat menangkap imajinasi pembaca dari segala usia.

Duo Hetzel-Verne menghasilkan beberapa karya sastra dunia yang paling ikonik, seperti "Twenty Thousand Leagues Under the Sea", "Around the World in Eighty Days", dan "Journey to the Center of the Earth". Novel-novel ini tidak hanya berisi petualangan seru dan lokasi eksotis, tetapi juga teknologi inovatif yang pada saat itu terkesan murni fantasi. Misalnya, Nautilus, kapal selam listrik yang dikomandoi oleh Kapten Nemo dalam "Twenty Thousand Leagues Under the Sea", menggambarkan kapal selam modern dengan ketepatan yang mencengangkan.

(Jules Verne, sumber: Shutterstock)
(Jules Verne, sumber: Shutterstock)

Verne memiliki kemampuan menggabungkan detail teknis yang teliti dengan prosa yang menarik dan mudah diakses, memungkinkan dia membangun dunia yang mendidik dan sangat menghibur. Kisah-kisahnya sering kali berkisar pada tema-tema eksplorasi, namun juga membahas masalah-masalah sosial dan pertanyaan-pertanyaan etis terkait sains dan teknologi, tema-tema yang masih relevan hingga saat ini.

Selain pengaruhnya terhadap sastra, Jules Verne dianggap sebagai salah satu visioner terpenting pada masanya. Beberapa "ramalannya" termasuk kedatangan manusia di bulan, yang dijelaskan dalam karyanya "From the Earth to the Moon", dan penciptaan kendaraan air yang bisa tenggelam dan muncul sesuka hati, sesuatu yang kita kenal sekarang sebagai kapal selam. . Meskipun uraiannya secara teknis tidak sempurna, inti gagasannya secara mengejutkan sudah ada.

Warisan Verne hidup tidak hanya melalui tulisannya, tetapi juga melalui imajinasinya yang menginspirasi generasi penulis, ilmuwan, dan penemu. Orang-orang dari semua disiplin ilmu menemukan dalam cerita-ceritanya dorongan untuk melihat melampaui apa yang diketahui dan mempertanyakan batas-batas kemungkinan.

Jules Verne meninggal pada tanggal 24 Maret 1905, namun karyanya tetap hidup, mengundang pembaca untuk memulai perjalanan yang menantang batasan bumi dan pikiran manusia. Kontribusinya terhadap sastra dan imajinasi global, tidak diragukan lagi, merupakan ajakan untuk bermimpi dan bereksplorasi, sebuah warisan yang melampaui ruang dan waktu. Di halaman-halamannya, kita menemukan kesaksian akan keingintahuan manusia yang abadi dan keinginan untuk berpetualang, elemen-elemen yang terus memikat hati di seluruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun