Tahukah anda bahwa tubuh anda terbuat dari debu bintang? Saya akan menceritakan dan memberitahu apa yang dikatakan sains tentang tubuh kita, simak dan baca sampai selesai!
Ketika kita menatap langit malam, merenungkan alam semesta yang luas, kita jarang menganggap bahwa kosmos yang tak terbatas itu merupakan bagian integral dari keberadaan kita. Namun, hubungan antara manusia dan bintang lebih nyata daripada yang dibayangkan banyak orang: kita, dalam beberapa hal, terbuat dari debu bintang. Konsep ini, yang memadukan astronomi dengan puisi keberadaan kita, memiliki landasan ilmiah yang kokoh dan menarik.
Asal usul hampir semua unsur yang menyusun tubuh manusia dapat ditelusuri kembali ke reaksi nuklir yang terjadi di jantung bintang. Raksasa angkasa ini adalah pabrik kosmik tempat unsur-unsur yang lebih ringan seperti hidrogen dan helium digabungkan, menghasilkan unsur-unsur yang lebih berat. Ketika sebuah bintang mati, ia mengeluarkan unsur-unsur tersebut ke luar angkasa, menyebarkan materi yang diperlukan untuk pembentukan planet dan, pada akhirnya, kehidupan.
Misalnya, karbon, oksigen, besi, dan nitrogen, unsur-unsur kunci dalam biologi bumi, terbentuk di inti bintang yang berapi-api yang sudah ada jauh sebelum tata surya kita. Transmutasi bintang ini terjadi terutama pada fase-fase akhir kehidupan sebuah bintang, terutama jika bintang tersebut cukup besar untuk mengakhiri hidupnya dalam ledakan supernova, yaitu jenis peristiwa yang menyebarkan unsur-unsur penting ini ke seluruh galaksi.
Atom karbon yang menyusun semua protein, atom besi dalam darah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh kita, dan kalsium dalam tulang kita semuanya berasal dari bintang yang telah menyelesaikan siklus hidupnya. Hal ini secara intrinsik menghubungkan kita dengan alam semesta dengan cara yang mungkin tampak seperti karya fiksi ilmiah, namun sangat nyata.
Lain kali anda merasa kecil dihadapan besarnya alam semesta, ingatlah bahwa anda memiliki debu bintang di dalam diri anda. Kita tidak hanya berada di alam semesta, namun alam semesta ada di dalam diri kita, menjadikan kita bagian dari siklus kosmik yang jauh lebih besar daripada keberadaan kita sendiri. Hubungan indah antara kehidupan di Bumi dan bintang-bintang di langit tidak hanya memperkaya pemahaman kita tentang kosmos, namun juga menambah lapisan keindahan pada persepsi kita tentang diri kita sebagai manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H