Chopin meninggal di Paris pada 17 Oktober 1849, dalam usia 39 tahun. Meski hidupnya singkat, musiknya telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah. Gaya puitis Chopin, penggunaan pianonya yang inovatif sebagai instrumen ekspresif, dan kontribusinya pada bentuk nocturne, prelude, etude, dan piano sonata, menjadikannya sebagai tokoh kunci Romantisme musikal.
Berkaca pada kehidupan Chopin, kita tidak hanya dihadapkan pada potret seorang musisi yang luar biasa, tetapi juga seorang pria yang keberadaannya diresapi oleh perasaan mendalam akan tempat dan kehilangan. Dalam setiap nada yang dimainkannya, Chopin membawa serta beban tanah airnya yang hilang, mengubah musiknya menjadi kesaksian abadi atas cinta dan penderitaannya terhadap Polandia. Karya Chopin tetap menjadi bukti mengharukan akan keindahan yang bisa muncul bahkan dari kesedihan terdalam sekalipun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H