Kekalahan terakhir bangsa Ostrogoth pada tahun 554 menandai berakhirnya kerajaan mereka di Italia. Namun, warisannya akan tetap ada dalam sejarah Eropa. Suku Ostrogoth, seperti kebanyakan suku Jermanik pada masa itu, berkontribusi pada perpaduan budaya yang pada akhirnya membentuk Eropa abad pertengahan. Pengaruh mereka terlihat pada arsitektur, seni, dan tradisi hukum yang mempengaruhi masyarakat yang menganutnya.
Misteri Ostrogoth terletak pada transformasi dan akhirnya menghilang. Dari suku nomaden di stepa Eropa Timur, mereka menjadi penguasa Italia, menggabungkan dua dunia menjadi eksperimen budaya yang unik. Hilangnya negara tersebut sebagai sebuah entitas politik tidak berarti berakhirnya pengaruh budaya dan politiknya.Â
Dalam banyak hal, Ostrogoth, seperti bangsa Jerman lainnya, meletakkan dasar bagi apa yang pada akhirnya akan menjadi Eropa modern. Kisahnya merupakan pengingat bagaimana masyarakat dan budaya dapat saling mempengaruhi dan mengubah satu sama lain, meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam perjalanan sejarah.
Berbeda dengan masyarakat Jerman lainnya, suku Ostrogoth awalnya menganut Arianisme, suatu bentuk agama Kristen yang dianggap sesat oleh Gereja Katolik Roma. Perbedaan agama ini merupakan sumber ketegangan yang signifikan dengan penduduk Romawi, yang sebagian besar beragama Katolik. Ostrogoth adalah salah satu cabang bangsa Gothik, suku Jermanik yang berperan penting dalam jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat dan pembentukan kerajaan Jermanik di Eropa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H