Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mozart: Komponis Pada Zaman Music Klasik

24 Juli 2024   12:15 Diperbarui: 24 Juli 2024   12:19 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Mozart, sumber: iStock)

Di jantung Eropa abad ke-18, di dunia di mana musik merupakan kesenangan sekaligus pernyataan prestise, lahirlah seorang keajaiban yang kejeniusannya terus bergema hingga hari ini: Wolfgang Amadeus Mozart. Kehidupannya yang sering diidealkan adalah permadani kesuksesan musik dan tantangan pribadi, yang dijalin ke dalam kekayaan sejarah musik.

Mozart lahir pada tanggal 27 Januari 1756 di Salzburg, sekarang Austria, dalam keluarga musik. Ayahnya, Leopold Mozart, adalah seorang pemain biola dan komposer yang disegani, yang segera mengakui bakat luar biasa putranya. Pada usia lima tahun, Mozart sudah mengarang karya dan menunjukkan keterampilan luar biasa pada harpsichord dan biola.

Mozart muda dan saudara perempuannya yang sama-sama berbakat, Nannerl, diperkenalkan sebagai anak ajaib ke pengadilan Eropa oleh ayah mereka yang ambisius. Tur marathon ke kota-kota besar Eropa ini tidak hanya memaparkan Mozart pada berbagai pengaruh musik, namun juga membawanya ke kontak dengan pelanggan dan komposer penting, seperti Johann Christian Bach di London, yang akan sangat mempengaruhi perkembangan seninya.

Mozart menunjukkan bakat musiknya sejak usia sangat muda. Pada usia 3 tahun, ia sudah menunjukkan pemahaman tentang piano dan pada usia 5 tahun, ia mulai menggubah musiknya sendiri. Komposisi pertamanya yang diketahui adalah "Andante in C" untuk piano, yang ditulis pada usia dini. 

Selama masa kecilnya, Mozart sering bepergian ke seluruh Eropa bersama keluarganya, tampil di pengadilan dan kota-kota besar. Perjalanan ini tidak hanya mengenalkannya pada budaya dan gaya musik yang berbeda, namun juga memungkinkannya berinteraksi dengan musisi dan komposer hebat lainnya pada masa itu, memperluas perspektif dan keterampilan bermusiknya.

(Mozart, sumber: iStock)
(Mozart, sumber: iStock)

Namun, kehidupan Mozart tidak semuanya penuh kemenangan dan tepuk tangan. Dia mengalami kesulitan di negara asalnya Salzburg, dimana hubungannya dengan Uskup Agung Colloredo tegang dan penuh konflik, membuatnya mencari karir mandiri di Wina. Keputusan ini menandai titik balik dalam hidupnya, membebaskannya dari batasan majikan, namun juga menjerumuskannya ke dalam dunia ketidakpastian finansial.

Wina adalah tempat terjadinya beberapa kesuksesan terbesar Mozart, termasuk pemutaran perdana mahakarya seperti "The Marriage of Figaro", "Don Giovanni", dan "The Magic Flute". Musiknya mencerminkan kombinasi unik antara kedalaman emosi, inovasi teknis, dan kejernihan yang nyaris ilahi, karakteristik yang menjadikannya sebagai salah satu komposer terhebat dalam sejarah.

(Mozart, sumber: iStock)
(Mozart, sumber: iStock)

Meskipun ia jenius, Mozart terus-menerus bergelut dengan masalah keuangan, yang diperburuk oleh kecenderungannya untuk mengeluarkan uang terlalu banyak dan kurangnya kemampuan mengelola keuangannya. Kesehatannya, yang selalu lemah, mulai memburuk. 

Pada tahun 1791, saat mengerjakan Requiemnya, Mozart jatuh sakit parah. Ironisnya dan tragis, pria yang telah menghidupkan begitu banyak mahakarya meninggal pada tanggal 5 Desember 1791 pada usia 35 tahun, meninggalkan Requiemnya yang belum selesai.

Kematian Mozart diselimuti misteri dan spekulasi. Beberapa orang percaya dia diracuni, yang lain percaya dia adalah korban penyakit umum. Faktanya adalah kematiannya menandai berakhirnya era musik klasik.

Mozart meninggalkan warisan musik yang tak tertandingi: lebih dari 600 karya mulai dari simfoni dan konser hingga opera dan musik kamar. Pengaruhnya melampaui waktu dan batas, menginspirasi generasi musisi dan pecinta musik. Kisah Mozart adalah kisah tentang bakat yang tak tertandingi, hasrat terhadap musik, dan kehidupan yang dijalani secara intens di bawah bayang-bayang kematian. Musiknya, yang abadi dan awet muda, tetap menjadi bukti kejeniusan dan kemanusiaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun