Kurangnya bukti sejarah yang konkrit membuat beberapa sejarawan berpendapat bahwa Robin Hood mungkin hanya mitos, sosok simbolis yang mewakili perjuangan rakyat biasa melawan penindasan. Penafsiran ini menempatkannya dalam kategori yang sama dengan pahlawan cerita rakyat lainnya dari budaya berbeda, yang meskipun tidak didasarkan pada orang-orang nyata, namun merangkum nilai-nilai dan perjuangan pada masanya.
Disisi lain, beberapa pakar berpendapat bahwa Robin Hood bisa jadi nyata, mungkin bukan sebagai sosok tunggal, namun sebagai semacam gelar atau nama panggilan yang diadopsi oleh berbagai individu selama bertahun-tahun, yang disatukan oleh tindakan mereka melawan ketidakadilan. Teori ini didukung oleh fakta bahwa pemberontakan dan perampokan bukanlah hal yang aneh di Inggris abad pertengahan, dan bahwa tokoh-tokoh seperti Robin Hood mungkin terinspirasi oleh peristiwa dan orang nyata.
Seiring berjalannya waktu, sosok Robin Hood telah diciptakan kembali dan diadaptasi dalam berbagai kesempatan, mencerminkan keprihatinan dan harapan setiap generasi. Dari adaptasi sastra hingga film dan serial televisi modern, Robin Hood tetap menjadi simbol keadilan dan perlawanan.
Kesimpulannya, apakah Robin Hood itu manusia nyata atau tidak masih menjadi pertanyaan tanpa jawaban pasti. Bukti sejarah masih sulit dipahami, dan legenda telah berevolusi dan menjadi sangat terkait dengan budaya populer sehingga memisahkan fiksi dari kenyataan adalah tugas yang sangat berat. Yang tidak diragukan lagi adalah pengaruh Robin Hood terhadap budaya populer dan kelanggengannya sebagai ikon perjuangan melawan ketidakadilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H