Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konteks Pengobatan Tradisional Suku Sapara

22 Juli 2024   06:54 Diperbarui: 22 Juli 2024   07:10 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suku Spara, masyarakat adat yang sejarahnya terjalin antara hutan lebat Ekuador dan Peru, adalah penjaga warisan budaya dan bahasa yang kaya sejak berabad-abad yang lalu. Kelompok etnis ini, yang dikenal karena pengetahuannya yang mendalam tentang pengobatan alami dan tradisi lisannya, saat ini menghadapi tantangan besar yang mengancam cara hidup tradisional dan kelangsungan hidup mereka.

Secara historis, Spara adalah salah satu negara pribumi dengan jumlah terbesar di wilayah Amazon. Namun, selama bertahun-tahun, mereka mengalami penurunan populasi secara drastis akibat penyakit yang dibawa orang Eropa pada masa kolonial, konflik, dan meningkatnya tekanan industri ekstraktif di wilayah mereka. Saat ini, diperkirakan terdapat kurang dari 500 Spara yang tersisa di Ekuador dan jumlah serupa di Peru, sehingga menempatkan mereka dalam situasi yang sangat rentan.

Bahasa Sapara yang dinyatakan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan oleh UNESCO merupakan cerminan kekayaan budaya dan biologi lingkungannya. Namun, bahasa ini sangat terancam punah karena hanya sedikit penutur fasih yang tersisa. Dalam upaya melestarikan bahasa dan pengetahuan mereka, para tetua masyarakat Spara mulai mendidik generasi muda, berupaya merevitalisasi bahasa yang penting bagi identitas dan kohesi komunitas mereka.

Suku Spara juga dikenal karena kedekatannya dengan alam. Pengetahuan tradisional mereka mencakup pemahaman mendalam tentang khasiat penyembuhan tanaman Amazon, sebuah kebijaksanaan yang diturunkan dari generasi ke generasi melalui ritual dan ajaran lisan. Praktik-praktik ini tidak hanya merupakan bukti keanekaragaman hayati di kawasan tersebut, namun juga merupakan sumber daya penting bagi keberlanjutan budaya dan lingkungannya.

Menghadapi tantangan yang semakin besar, seperti penggundulan hutan dan eksploitasi minyak, suku Spara telah mengambil peran aktif dalam mempertahankan wilayah mereka. Dengan menggunakan platform hukum dan aliansi internasional, mereka memperjuangkan pengakuan dan perlindungan tanah leluhur mereka, dalam upaya menjamin masa depan generasi mendatang.

Kota ini, yang memiliki hubungan spiritual dan budaya yang mendalam dengan hutan hujan Amazon, menghadapi tantangan untuk beradaptasi terhadap perubahan abad ke-21 sambil berusaha melestarikan warisan budayanya yang kaya. Suku Spara tidak hanya berjuang untuk bertahan hidup, namun berupaya untuk berkembang dan terus menjadi saksi hidup keanekaragaman budaya dan perlawanan masyarakat adat di jantung Amazon.

Suku Spara memiliki kekayaan tradisi lisan yang menjadi dasar transmisi pengetahuan leluhur mereka, terutama yang berkaitan dengan pengobatan alami. Mereka menggunakan lebih dari 500 tanaman berbeda untuk perawatan medis, masing-masing memiliki khasiat spesifik yang telah dipelajari dan diterapkan dari generasi ke generasi. Pemahaman mendalam tentang botani tidak hanya penting bagi kesehatan dan kelangsungan hidup mereka, namun juga menjadikan mereka ahli dalam melestarikan keanekaragaman hayati lingkungan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun