Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Charlesmagne: Arsitek Kekaisaran Romawi Suci dan Pemersatu Eropa di Abad Pertengahan

21 Juli 2024   13:22 Diperbarui: 21 Juli 2024   13:24 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Penobatan Raja Charles Agung, sumber: iStock)

Pernahkah kamu mendengar kisah raja  yang mempersatukan Bangsa Eropa pada abad pertengahan? Saya akan menceritakan sedikit tentang raja Charles Agung kepada anda, simak dan baca sampai selesai!

Di panggung Abad Pertengahan yang luas muncullah sosok Charles Agung yang mengesankan, sebuah nama yang bergema selama berabad-abad sebagai pemersatu besar Eropa dan pendiri Kekaisaran Romawi Suci. Juga dikenal sebagai Charles Agung, Charles Agung adalah seorang raja yang visi dan kekuatan militernya mengkonfigurasi ulang peta Eropa, menetapkan landasan bagi perkembangan benua tersebut selama berabad-abad yang akan datang.

Lahir pada tahun 747, di masa konflik dan perpecahan yang terus-menerus, Charles Agung adalah putra Pepin si Pendek dan Bertrada dari Laon. Kenaikan tahtanya dimulai pada tahun 768, setelah kematian ayahnya, ketika ia dimahkotai sebagai raja kaum Frank bersama saudaranya Carloman. Kematian Charles Agung yang terlalu dini pada tahun 771 menjadikan Charles sebagai penguasa tunggal, sebuah tanggung jawab yang diembannya dengan ambisi yang tak tertandingi.

(Gambar Raja Charles Agung, sumber: iStock)
(Gambar Raja Charles Agung, sumber: iStock)

Charles  bukan hanya seorang pejuang yang terampil tetapi juga seorang diplomat yang cerdik. Kampanye militer besar pertamanya adalah melawan Lombardia di Italia pada tahun 774, yang menghasilkan penobatannya sebagai Raja Lombardia. Kemenangan ini mengkonsolidasikan kekuasaannya di Italia utara dan memungkinkan dia membangun dominasi yang penting untuk penaklukannya di masa depan.

Selama masa pemerintahannya, Charles melakukan banyak kampanye militer yang memperluas kerajaannya di sebagian besar Eropa barat dan tengah. Dia menaklukkan Saxony setelah perang brutal yang berlangsung lebih dari tiga puluh tahun, menaklukkan Saxon dan memaksa mereka masuk Kristen. Kemenangannya atas suku Avar di Cekungan Danube juga memperluas kerajaannya, mencakup sebagian besar Eropa tengah.

Pada tanggal 25 Desember 800, Charles  mencapai puncak kekuasaannya ketika Paus Leo III menobatkannya sebagai Kaisar Romawi Suci di Basilika Santo Petrus di Roma. Peristiwa ini tidak hanya mengembalikan gelar kekaisaran ke Barat setelah kehancurannya pada tahun 476 dengan jatuhnya Kekaisaran Romawi, namun juga melambangkan aliansi erat antara Gereja dan Negara di bawah kepemimpinan Charles Agung.

Charles Agung tidak sekadar memperluas kerajaannya melalui perang. Dia juga seorang reformis besar yang mempromosikan kebangkitan budaya dan pendidikan yang dikenal sebagai Renaisans Karoling. Ia mendirikan sekolah-sekolah, mendorong produksi manuskrip, dan menarik para sarjana dari seluruh Eropa ke istananya di Aachen. Di bawah perlindungannya, banyak teks klasik dilestarikan dan bentuk tulisan baru dikembangkan, seperti tulisan kecil Carolingian, yang membuat manuskrip lebih mudah dibaca dan disalin.

(Gambar Charles Agung, sumber: depositphotos)
(Gambar Charles Agung, sumber: depositphotos)

Warisan Charles Agung bertahan melampaui penaklukan dan reformasinya. Kerajaannya terpecah setelah kematiannya pada tahun 814, namun struktur politik dan budaya yang ia dirikan sangat mempengaruhi perkembangan Eropa abad pertengahan. Gagasan tentang kerajaan Kristen yang bersatu di bawah kepemimpinan yang kuat bertahan dan menjadi model bagi para penguasa masa depan.

Charles Agung adalah tokoh sentral dalam sejarah Eropa, tidak hanya karena pencapaian militer dan politiknya, namun juga karena dampak budaya dan agamanya. Visinya tentang Eropa yang bersatu di bawah agama Kristen meninggalkan jejak yang tak terhapuskan yang terus dipelajari dan dikagumi hingga saat ini. Kehidupan dan karyanya mewakili babak penting dalam pembentukan identitas Eropa, perpaduan kekuatan, keyakinan, dan budaya yang tetap relevan di zaman kita.

Charles Agung, selain sebagai pemimpin militer dan politik yang tangguh, juga dikenang atas upayanya menyatukan liturgi dan praktik keagamaan di seluruh kerajaannya yang luas. Ia mempromosikan penerapan ritus Romawi sebagai pengganti berbagai ritus lokal yang dipraktikkan di berbagai wilayah, membangun keseragaman agama yang membantu mengkonsolidasikan kendalinya dan memperkuat identitas Kristen di kekaisarannya. Penyatuan liturgi ini juga memfasilitasi komunikasi dan pertukaran budaya antara berbagai bagian kerajaannya, yang meletakkan dasar bagi kohesi Eropa di abad-abad berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun