Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Temukan Alasan Mengapa Bangsa Spanyol Membangun Gereja di Piramida

20 Juli 2024   19:48 Diperbarui: 20 Juli 2024   19:50 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gereja San Agustin di Columbia, sumber: iStock)

Tahukah anda mengapa orang Spanyol membangun Gereja di Piramida? Misteri apa yang disembunyikan oleh praktik ini? Saya akan menceritakan sedikit tentang hal ini, simak dan baca sampai selesai!

Kedatangan orang Spanyol ke Amerika menandai dimulainya era perubahan budaya, agama, dan politik yang mendalam. Salah satu aspek yang paling menarik pada periode ini adalah pembangunan gereja-gereja Kristen di atas piramida kuno dan kuil-kuil peradaban pra-Columbus, sebuah praktik yang tidak hanya mencerminkan strategi dominasi, namun juga mengungkapkan perpaduan yang menarik antara kepercayaan dan simbolisme. 

Alasan di balik praktik ini beragam dan kompleks. Terutama, para penakluk Spanyol berusaha untuk menegakkan supremasi agama Kristen atas agama-agama pribumi. Membangun gereja di lokasi yang sama di mana kuil-kuil pernah berdiri merupakan pernyataan simbolis yang kuat: Tuhan Kristen dan orang-orang kudusnya telah mengalahkan dewa-dewa pra-Columbus. Tindakan ini tidak hanya bertujuan untuk melakukan konversi agama masyarakat adat, tetapi juga berfungsi sebagai alat kontrol politik dan sosial.

Praktik ini tidak hanya terjadi di Amerika. Bahkan, hal tersebut dapat diamati di beberapa tempat di mana agama Kristen menyebar melalui budaya pagan, seperti di Eropa dengan dibangunnya gereja di kuil Romawi dan Celtic. Namun, dalam konteks Amerika, hal ini menjadi sangat relevan karena besarnya guncangan budaya dan penolakan masyarakat lokal.

Kuil-kuil pra-Columbus bukan sekedar tempat ibadah; Mereka adalah pusat kehidupan masyarakat, budaya dan kekuasaan politik. Dengan membangun gereja di atasnya, orang Spanyol tidak hanya melambangkan kekalahan kepercayaan kuno, tetapi juga mengambil alih pusat kehidupan masyarakat. Hal ini memungkinkan mereka untuk memberikan pengaruh yang lebih langsung terhadap penduduk lokal, memfasilitasi penerapan norma-norma budaya dan sosial mereka sendiri.

Aspek lain yang perlu dipertimbangkan adalah interpretasi dan penggunaan kembali ruang sakral. Bagi banyak masyarakat adat, tempat-tempat ini tetap menjaga kesuciannya bahkan setelah berpindah agama menjadi Kristen. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tumpang tindih simbolisme agama memungkinkan masyarakat adat untuk beradaptasi dan mengasimilasi agama baru tersebut, serta menggabungkan keyakinan mereka dengan keyakinan Kristen. Sinkretisme ini terlihat jelas dalam banyak tradisi dan praktik keagamaan yang bertahan di Amerika Latin.

Selain itu, pembangunan gereja di atas piramida dan candi memiliki tujuan praktis. Tempat-tempat ini telah diakui sebagai pusat pertemuan dan upacara, sehingga memfasilitasi transisi dari tempat suci masyarakat adat menjadi tempat Kristen. Infrastruktur yang ada seperti jalan dan alun-alun juga dimanfaatkan oleh penjajah.

Warisan dari praktik ini masih terlihat hingga saat ini. Banyak gereja dan katedral di Amerika Latin yang berdiri di atas reruntuhan kuil kuno, menjadi saksi bisu masa lalu yang kompleks dan penuh konflik. Tempat-tempat ini sering kali menjadi tempat ziarah dan pemujaan, tempat kisah dan kepercayaan dua dunia yang bertemu secara dramatis saling terkait.

Oleh karena itu, pembangunan gereja di atas piramida merupakan pengingat akan sejarah kolonial Amerika, sebuah babak yang penuh dengan kontradiksi, perjuangan dan sinkretisme. Ini mewakili benturan dan perpaduan dua dunia, di mana dominasi, perlawanan dan adaptasi bersinggungan, meninggalkan warisan budaya dan arsitektur yang masih membangkitkan keheranan, keingintahuan dan refleksi hingga saat ini.

Pembangunan gereja di kuil-kuil pra-Columbus tidak hanya merupakan tindakan simbolis konversi agama, tetapi juga menyiratkan transformasi fisik. Para penakluk sering kali membongkar kuil-kuil asli, menggunakan kembali bahan-bahannya untuk membangun gereja-gereja baru. Tindakan ini melambangkan pemusnahan kepercayaan kuno dan penegasan kembali iman Kristen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun