Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bangladesh: Negara yang Memiliki 6 Musim

18 Juli 2024   19:20 Diperbarui: 18 Juli 2024   21:17 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(lanskap Bangladesh, sumber: iStockphoto)

Tahukah anda bahwa ada tempat di dunia ini yang memiliki enam musim? Saya  akan memberitahu anda dimana tempat yang memiliki enam musim itu, simak dan baca sampai selesai!

Sebuah permata di Asia Selatan, Bangladesh menonjol karena warisan budayanya yang kaya, sejarah yang dinamis dan menarik karena memiliki enam musim, berbeda dengan empat musim yang biasanya terjadi di sebagian besar negara. Keunikan iklim ini bukan sekadar pembagian kalender; Hal ini berdampak signifikan terhadap kehidupan sehari-hari, budaya dan perekonomian negara.

Berbeda dengan pembagian menjadi musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin yang umum terjadi di banyak belahan dunia, Bangladesh memiliki klasifikasi yang lebih rinci yang mencerminkan perubahan halus pada iklim monsun tropisnya. Musimnya adalah: Grishmo (musim panas), Barsha (musim hujan), Sharat (musim gugur), Hemanto (pra-musim dingin), Lembar (musim dingin) dan Bashonto (musim semi).

(lanskap Bangladesh, sumber: iStockphoto)
(lanskap Bangladesh, sumber: iStockphoto)

Grishmo (musim panas), dari pertengahan April hingga pertengahan Juni, ditandai dengan panas yang menyengat dan kelembaban yang menyesakkan. Langit cerah dan sinar matahari yang cerah mengeringkan lahan, sementara sungai dan ladang pertanian kekurangan air.

Barsha (musim hujan), dari pertengahan Juni hingga pertengahan Agustus, membawa langit berawan dan hujan lebat yang penting bagi pertanian, namun juga dapat menyebabkan banjir yang menghancurkan.

Sharat (musim gugur), dari pertengahan Agustus hingga pertengahan Oktober, memberikan ketenangan dari panas dan hujan. Iklim menjadi sejuk dan menyenangkan, dengan pemandangan berwarna keemasan akibat panen yang matang dan saat perayaan.

(lanskap Bangladesh, sumber: iStockphoto)
(lanskap Bangladesh, sumber: iStockphoto)

Haemanthus (pra-musim dingin), dari pertengahan Oktober hingga akhir November, menandai peralihan menuju musim dingin. Pagi hari yang berkabut dan udara segar menandakan perubahan musim.

Lembaran (musim dingin), dari akhir November hingga akhir Januari, relatif dingin. Meski suhunya tidak ekstrem, kelembapannya menambah rasa dingin. Api unggun menjadi titik pertemuan di desa-desa.

Basonto (musim semi), dari akhir Januari hingga pertengahan April, adalah musim yang paling dirayakan. Negara ini dihiasi dengan bunga dan alam yang hidup kembali, melambangkan pembaruan dan harapan.

(lanskap Bangladesh, sumber: iStockphoto)
(lanskap Bangladesh, sumber: iStockphoto)

Musim-musim ini, dengan karakteristiknya yang khas, telah sangat membentuk kehidupan di Bangladesh, menginspirasi seni, festival, dan tradisi. Masing-masing hal membawa tantangan dan manfaat yang unik, dan masyarakat Bangladesh telah dengan terampil beradaptasi terhadap siklus perubahan yang terus-menerus ini. 

Pada akhirnya, enam musim mencerminkan hubungan intrinsik negara ini dengan alam dan kemampuan ketahanan masyarakatnya dalam menghadapi lingkungan yang kompleks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun