Sebuah teori menarik tentang Omasopia menunjukkan bahwa mereka memiliki sistem komunikasi jarak jauh menggunakan cermin kuarsa yang dipoles. Cermin-cermin ini, yang ditemukan dalam beberapa penggalian, bisa berfungsi untuk mengirimkan sinyal cahaya jarak jauh di gurun, memungkinkan mereka mengoordinasikan pergerakan dan memperingatkan suku-suku lain tentang bahaya atau perubahan iklim yang penting. Hipotesis ini menyoroti kecerdikan dan adaptasi mereka terhadap lingkungan ekstrim Kalahari.
Saat ini, warisan Omasopies masih hidup dalam cerita dan legenda masyarakat San, yang masih mengingat penduduk kuno ini sebagai bagian dari warisan budaya mereka sendiri. Melalui kisah-kisah mereka, Omasopies tetap eksis, bukan sebagai peradaban yang hilang ditelan waktu, namun sebagai simbol ketahanan manusia dan hubungan mendalam dengan alam.
Dengan demikian, Omasopies tetap terselubung dalam tabir misteri, sebuah komunitas yang mengajak kita untuk melihat melampaui batas-batas yang diketahui dan menjelajahi kedalaman masa lalu dengan pikiran terbuka dan semangat ingin tahu. Di setiap butiran pasir di Gurun Kalahari, barangkali, terdapat sepotong teka-teki yaitu kisah para Omasopia, yang menunggu untuk ditemukan oleh mereka yang ingin mengikuti jejak misteri tersebut.