Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Misteri Kematian Berdasarkan Sains dan Ilmu Pengetahuan

15 Juli 2024   06:15 Diperbarui: 15 Juli 2024   06:50 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(llustrasi pohon mati, sumber: depositphotos/zatvor)

Ada kehidupan setelah kematian? Apa kata ilmu pengetahuan dan sains? Pertanyaan apakah ada kehidupan setelah kematian telah membuat umat manusia terpesona sejak dahulu kala. Dari meditasi mendalam para filsuf hingga diskusi di meja kopi, topik ini telah menjadi bahan spekulasi dan studi. Tapi apa yang sebenarnya bisa dikatakan ilmu pengetahuan tentang misteri abadi ini?

Sains, pada intinya, didasarkan pada observasi, eksperimen, dan replikasi. Fenomena yang tidak dapat diamati atau diukur secara langsung sulit dipelajari secara ilmiah. Kehidupan setelah kematian, sebagai pertanyaan metafisik dan spiritual, umumnya berada di luar cakupan penelitian ilmiah konvensional. Namun, hal ini tidak menghentikan para peneliti untuk mengeksplorasi apa yang terjadi di ambang kehidupan dan kematian.

Studi tentang pengalaman mendekati kematian (NDE) memberikan beberapa penelitian yang paling mendekati topik ini. Orang-orang dari budaya dan latar belakang berbeda melaporkan pengalaman yang sangat mirip saat mengalami trauma parah, ketika mereka secara klinis berada di ambang kematian atau bahkan mengalami serangan jantung sementara. Pengalaman-pengalaman ini sering kali mencakup sensasi keterpisahan dari tubuh, perjumpaan dengan entitas spiritual, tinjauan singkat kehidupan, dan sensasi kedamaian yang tak terlukiskan.

(llustrasi orang mati, sumber: depositphotos/zatvor)
(llustrasi orang mati, sumber: depositphotos/zatvor)

Para peneliti seperti Dr. Sam Parnia dan tim di universitas ternama telah menyelidiki aspek psikologis dan neurobiologis dari NDE. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengalaman ini dapat dikaitkan dengan reaksi kimia tertentu di otak dalam situasi tekanan ekstrim. Misalnya saja pelepasan neurotransmiter seperti serotonin atau efek kekurangan oksigen pada otak. Namun ada pula yang berpendapat bahwa penjelasan-penjelasan ini tidak sepenuhnya memuaskan kejelasan dan konsistensi emosional dari NDE.

Ilmuwan seperti Dr. Parnia juga telah menggunakan teknik resusitasi tingkat lanjut untuk mempelajari otak dan kesadaran selama serangan jantung. 

Hasil awal menunjukkan bahwa, dalam kasus tertentu, kesadaran dan pemikiran dapat berlanjut bahkan setelah otak berhenti menunjukkan aktivitas listrik. Temuan ini menarik karena menimbulkan pertanyaan mendasar tentang sifat kesadaran dan hubungannya dengan tubuh fisik.

Terlepas dari penelitian-penelitian tersebut, ilmu pengetahuan masih jauh dari memberikan jawaban pasti tentang keberadaan kehidupan setelah kematian. Kebanyakan ilmuwan tetap skeptis dan menekankan bahwa bukti yang ada saat ini bersifat anekdot dan tidak meyakinkan. Yang jelas adalah bahwa kematian, seperti halnya kehidupan, tetap merupakan misteri yang mendalam, misteri yang terus memikat orang-orang yang percaya maupun yang skeptis.

(llustrasi pohon mati, sumber: depositphotos/zatvor)
(llustrasi pohon mati, sumber: depositphotos/zatvor)

Pada akhirnya, sains mungkin tidak akan pernah bisa membuktikan atau menyangkal keberadaan kehidupan setelah kematian. Faktanya, pertanyaan ini bisa menjadi salah satu bidang di mana sains dan spiritualitas harus hidup berdampingan, masing-masing mengeksplorasi dimensi berbeda dari pertanyaan mendasar yang sama: apa yang terjadi ketika kita mati?

Orang yang pernah mengalami NDE sering kali melaporkan perubahan besar dalam nilai dan persepsi hidup mereka. Hal ini dapat mencakup berkurangnya rasa takut terhadap kematian, semakin besarnya kesadaran akan tujuan hidup, dan kembalinya minat terhadap kesejahteraan spiritual. Penelitian telah menunjukkan bahwa perubahan ini dapat berdampak positif pada kesejahteraan psikologis dan hubungan pribadi anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun