Di jantung spiritual India, di tepi Sungai Gangga, terletak Varanasi, salah satu kota paling kuno dan mistis di dunia. Juga dikenal sebagai Benares atau Kashi, Varanasi adalah permadani hidup dari keilahian dan duniawi, tempat di mana spiritualitas terjalin dengan sejarah di setiap gang dan setiap ghat yang mencium sungai suci.
Varanasi adalah sebuah kota yang diselimuti selubung misteri, spiritualitas, dan tradisi kuno, Varanasi bukan hanya salah satu kota tertua dan tersuci di dunia, namun juga merupakan tujuan unik di mana kematian dianggap sebagai bagian integral dari kehidupan. Disini, kematian bukanlah suatu hal yang tabu atau tragedi, melainkan peristiwa sakral, pintu menuju pembebasan spiritual.
Menurut kepercayaan Hindu, meninggal di Varanasi dan dikremasi di tepian Sungai Gangga merupakan berkah yang menjamin Moksha, pembebasan jiwa dari siklus kelahiran kembali dan penderitaan. Kepercayaan ini menjadikan Varanasi sebagai tempat ziarah tidak hanya bagi yang masih hidup, tetapi juga bagi mereka yang merasa bahwa waktunya di dunia ini akan segera berakhir. Kota menjadi tempat perlindungan terakhir mereka, tempat mereka dengan sabar menunggu momen keberangkatan terakhir mereka.
Sejak dahulu kala, kota ini telah menjadi pusat ziarah dan kebijaksanaan. Menurut mitologi Hindu, Varanasi didirikan oleh Dewa Siwa sendiri, sang perusak dan pembaharu alam semesta. Kehadirannya dirasakan dimana-mana di kota, di kuil-kuil kuno dan dalam kebaktian para peziarah. Ghats, tangga yang menurun ke Sungai Gangga, menjadi saksi siklus hidup dan mati yang tiada henti. Di sini, para jamaah membenamkan diri dalam air suci untuk mencari penyucian, sementara tumpukan kayu pemakaman dibakar siang dan malam di Manikarnika Ghat, dalam ritual abadi pembebasan jiwa.
Di Varanasi, kematian dialami di depan umum. Jalanan dan ghat menjadi panggung di mana tindakan terakhir dalam hidup dilakukan. Jenazah yang dibungkus kain halus dan dihias bunga, dibawa dalam prosesi khidmat melalui jalan-jalan sempit hingga mencapai sungai. Di sana, mereka ditempatkan di atas tumpukan kayu dan diserahkan ke api, dalam sebuah ritual yang melambangkan pembubaran unsur fisik dan pembebasan jiwa.
Ghats atau anak tangga yang mengarah ke sungai adalah pusat tradisi kematian ini. Yang paling terkenal di antara mereka, Manikarnika Ghat, menyaksikan kremasi yang tak terhitung jumlahnya setiap hari. Di sini, tumpukan kayu pemakaman menyala siang dan malam, menyelimuti area tersebut dengan asap halus dan aroma kayu cendana. Seluruh keluarga berkumpul di sekitar orang yang mereka cintai dalam perpisahan terakhir mereka, melakukan ritual yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Kehidupan di Varanasi adalah tontonan ritual dan tradisi yang tiada henti. Saat fajar, lonceng kuil berbunyi, umat melantunkan mantra, dan perahu dayung meluncur tanpa suara menyusuri sungai. Ganga Aarti, upacara persembahan sungai saat matahari terbenam, adalah pertunjukan cahaya, musik, dan keyakinan yang menghipnotis, momen ketika langit dan air bersatu dalam cermin api dan doa.
Namun Varanasi bukan sekadar tempat perlindungan spiritualitas; Ini juga merupakan pusat kebudayaan dan pembelajaran. Universitas Hindu Banaras, salah satu yang terbesar di India, merupakan tempat meleburnya pemikiran dan pendidikan. Di jalan-jalan sempit dan labirin di kota tua, kehidupan penuh dengan energi yang nyata. Pasar dipenuhi dengan sutra tenunan tangan, rempah-rempah, dupa, dan artefak keagamaan.
Paradoks Varanasi sangat mendalam: meskipun kematian ada di mana-mana, begitu pula kehidupan dalam kondisi terbaiknya. Di setiap sudut, di setiap ghat, di setiap ritual, Varanasi menawarkan refleksi siklus abadi hidup dan mati. Kota ini mengajarkan pengunjungnya untuk menerima keduanya dengan rasa hormat dan kekaguman yang sama.
Misteri Varanasi melampaui apa yang terlihat. Ada legenda tentang lorong bawah tanah dan kuil tersembunyi, kisah orang suci dan penyair yang menemukan pencerahan di pantainya. Kota ini, dengan perpaduan kaya akan sejarah, agama, dan cerita rakyat, tetap menjadi sebuah teka-teki, menarik para pencari spiritual, wisatawan, dan cendekiawan dari seluruh dunia.
Varanasi lebih dari sekedar tujuan; Ini adalah pengalaman transformatif, sebuah cermin yang mencerminkan kehidupan dan kematian kita sendiri. Bagi mereka yang ingin memahami kedalaman dan misteri keberadaan, Varanasi menawarkan jawaban dalam keheningan suci dan gumaman abadi perairannya. Di kota ini, kematian bukanlah akhir, melainkan sebuah bab penting dalam buku besar kehidupan, yang ditulis di tepi Sungai Gangga, tempat setiap jiwa menemukan perlindungan terakhirnya dan, mungkin, pembebasan definitifnya.
Di Varanasi, masa lalu dan masa kini, kehidupan dan kematian yang ilahi dan duniawi, terjalin dalam pelukan abadi. Kota ini bukan sekedar tujuan; Ini adalah sebuah pengalaman, sebuah perjalanan ke dalam jiwa dan menuju esensi India itu sendiri. Varanasi, dengan gang-gangnya yang diselimuti asap dupa dan ghat-nya yang bergema dengan nyanyian, tetap menjadi bukti hidup iman dan sejarah manusia, sebuah kota abadi yang terus menantang perjalanan waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H