Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Nature

Darvaza: Kawah yang Dijuluki sebagai Gerbang menuju ke Neraka

12 Juli 2024   13:06 Diperbarui: 12 Juli 2024   13:16 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Kawah Darvaza di Turkmenistan. Sumber:pinterest.com)

Tahukah anda bahwa ada tempat di dunia yang ada pintu ke neraka? Kawah Darvaza yang misterius lebih dikenal dengan sebutan "Gerbang Menuju Neraka", sebuah sumur gas alam yang terbakar di Turkmenistan. Temukan rahasia dan fakta menarik dari kawah yang penuh teka-teki ini!

Jauh di padang rumput Turkmenistan yang luas, dimana cakrawala membentang tanpa batas di bawah langit biru yang tak terganggu, terdapat sebuah teka-teki yang menantang alam dan pemahaman manusia: Kawah Darvaza, yang dikenal sebagai "Gerbang menuju neraka". Sumur gas alam yang terbakar tanpa henti selama beberapa dekade ini bukan hanya keajaiban geologis, tetapi juga pusat legenda dan misteri yang tak terhitung jumlahnya.

Kawah Darvaza, juga dikenal sebagai Gerbang Menuju Neraka, adalah kawah terbakar yang terletak di Gurun Karakum, Turkmenistan. Formasi geologi ini telah menjadi daya tarik wisata karena asal usulnya yang misterius dan pemandangan alamnya yang menakjubkan. Di Gurun Karakum yang luas dan gersang, Kawah Darvaza berdiri sebagai mercusuar cahaya dan panas, bukti kekuatan bumi dan pengingat bahwa terkadang upaya untuk mengendalikan alam dapat membuahkan hasil yang luar biasa, gerbang berapi-api menuju neraka.

(Kawah Darvaza, sumber:depositphotos)
(Kawah Darvaza, sumber:depositphotos)

Sejarah Kawah Darvaza dimulai pada tahun 1971, saat Turkmenistan masih menjadi bagian dari Uni Soviet. Ahli geologi Soviet, untuk mencari cadangan gas alam, melakukan pengeboran di wilayah tersebut, tanpa mengetahui bahwa mereka akan menimbulkan fenomena yang akan berlangsung selama beberapa generasi. Saat mereka mengebor, tanah di bawah platform pengeboran runtuh, memperlihatkan sebuah gua bawah tanah dan menciptakan kawah dengan diameter sekitar 70 meter. Untuk mencegah pelepasan gas beracun, para ahli geologi membuat keputusan yang tampaknya logis pada saat itu: menyalakan gas, dengan harapan api akan padam dalam beberapa minggu.

Namun, alam berkehendak lain yang terjadi selanjutnya adalah nyala api yang tidak dapat padam, api yang menyala-nyala yang tidak berhenti menerangi padang rumput Turkmenistan siang dan malam selama lebih dari setengah abad. Pemandangan kawah sangat spektakuler, terutama pada malam hari, ketika cahaya jingganya menyerupai pintu terbuka menuju dunia bawah tanah, sehingga mendapat julukan "Pintu Menuju Neraka". Fenomena ini tidak hanya menarik perhatian ilmuwan dan wisatawan dari seluruh dunia, namun juga mereka yang mencari jawaban atas pertanyaan mendalam tentang bumi dan hubungannya dengan hal-hal yang tidak diketahui.

Kawah Darvaza berdiameter sekitar 70 meter dan kedalaman 30 meter. Selama bertahun-tahun, ini telah menjadi simbol kekuatan dan bahaya bawah permukaan bumi. Api yang muncul dari kedalamannya menciptakan atmosfer yang begitu luar biasa sehingga banyak orang menjulukinya sebagai "Gerbang Menuju Neraka".

(Kawah Darvaza, sumber:depositphotos)
(Kawah Darvaza, sumber:depositphotos)

Kawah ini telah menarik para ilmuwan, petualang, dan wisatawan dari seluruh dunia, yang ingin menyaksikan tontonan alam. Intensitas api dan panas yang berasal dari kawah sangat mengesankan. Pada malam hari, cahaya dari Lubang Darvaza terlihat bermil-mil, memberikan kesan seperti pintu masuk ke dunia bawah.

Meski terlihat jelek, Kawah Darvaza juga memiliki sisi menarik dari sudut pandang ilmiah. Para peneliti telah mempelajari fenomena ini untuk lebih memahami cadangan gas alam dan bahaya yang dapat timbul dari eksploitasi lapisan tanah bawah. Selain itu, kawah ini menawarkan kesempatan langka untuk mempelajari mikrobiologi ekstrem, karena beberapa mikroorganisme dapat bertahan hidup dalam kondisi panas dan metana yang ekstrem ini.

Fakta tambahan tentang Kawah Darvaza adalah pada tahun 2013, penjelajah Kanada George Kourounis menjadi orang pertama yang turun ke dasar kawah dalam ekspedisi ilmiah. Selama turun, ia mengumpulkan sampel mikroorganisme yang berhasil bertahan dalam kondisi panas dan gas ekstrem tersebut, memberikan informasi berharga bagi sains.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun