Singkong (Manihot esculenta) merupakan tanaman umbi-umbian tropis yang dikenal karena kandungan karbohidratnya yang tinggi dan serbaguna dalam memasak. Singkong merupakan makanan pokok di banyak negara berkembang dan dapat ditanam di berbagai iklim, menjadikannya tanaman yang berharga baik bagi petani subsisten maupun pertanian komersial.
Berikut ini beberapa kiat untuk membantu anda berhasil menanam singkong
Memilih varietas yang tepat ada banyak varietas singkong, masing-masing memiliki persyaratan pertumbuhan dan ketahanan terhadap hama dan penyakit sendiri. Pilih varietas yang sesuai dengan iklim dan kondisi tanah setempat. Misalnya, beberapa varietas lebih tahan kekeringan, sementara yang lain mungkin lebih cocok untuk lingkungan yang lebih basah.
Singkong lebih menyukai tanah lempung berpasir yang memiliki drainase baik dengan pH antara 5,5 dan 6,5. Sebelum menanam, siapkan tanah dengan membersihkan gulma dan puing-puing, lalu bajak atau olah tanah hingga kedalaman sekitar 30 cm (12 inci). Dengan menambah bahan organik seperti kompos atau pupuk kandang itu akan meningkatkan kesuburan dan struktur tanah.
Singkong biasanya diperbanyak dari stek batang, bukan dari biji. Pilih batang yang sehat dan bebas penyakit dengan diameter sekitar 2,5 cm (1 inci) dan panjang 20-30 cm (8-12 inci). Tanam stek pada sudut 45 derajat, dan kubur sekitar dua pertiga panjangnya di dalam tanah. Beri jarak stek 1 meter (3 kaki) dalam baris yang juga diberi jarak 1 meter.
Singkong relatif tahan kekeringan setelah tumbuh, tetapi kelembaban yang konsisten penting selama tahap awal pertumbuhan. Siram tanaman secara teratur selama beberapa bulan pertama, pastikan tanah tetap lembab tetapi tidak tergenang air. Setelah tanaman tumbuh, mereka dapat mentolerir periode cuaca kering.
Singkong dapat tumbuh di tanah yang buruk, tetapi tanaman ini merespons pemupukan dengan baik. Berikan pupuk yang seimbang (seperti NPK 10-10-10) saat menanam dan ulangi setiap 3-4 bulan. Berhati-hatilah untuk tidak memberi pupuk secara berlebihan, karena nitrogen yang berlebihan dapat menyebabkan dedaunan yang rimbun dengan mengorbankan perkembangan akar.
Pengendalian gulma sangat penting selama beberapa bulan pertama setelah penanaman, karena tanaman singkong dapat dengan mudah ditumbuhi gulma. Gunakan mulsa, penyiangan dengan tangan, atau pengolahan tanah dangkal untuk mencegah gulma tumbuh. Setelah tanaman singkong tumbuh dengan baik, tajuknya yang rapat akan membantu menekan pertumbuhan gulma.
Pengendalian hama dan penyakit. Singkong rentan terhadap berbagai hama dan penyakit, termasuk penyakit mosaik singkong, penyakit busuk daun bakteri, dan kutu putih. Pantau tanaman anda secara teratur untuk mengetahui tanda-tanda masalah dan segera ambil tindakan. Ini dapat mencakup membuang dan memusnahkan tanaman yang terinfeksi, menggunakan sabun insektisida, atau menggunakan pestisida yang tepat sesuai kebutuhan.
Singkong dapat dipanen antara 8 hingga 18 bulan setelah penanaman, tergantung pada varietas dan kondisi pertumbuhannya. Akarnya siap dipanen saat berdiameter sekitar 2,5 hingga 5 cm (1 hingga 2 inci) dan terasa keras saat disentuh. Untuk memanen, gali dengan hati-hati di sekitar pangkal tanaman dan angkat akarnya dari tanah. Pegang akar dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan.
Ubi kayu cepat rusak setelah dipanen, jadi penting untuk segera mengolahnya. Ubi kayu dapat disimpan dalam waktu singkat di tempat yang sejuk dan kering atau diolah menjadi tepung ubi kayu, keripik, atau produk lain agar dapat disimpan lebih lama.
Menanam singkong bisa menjadi usaha yang menguntungkan, karena menyediakan sumber makanan dan pendapatan yang dapat diandalkan. Dengan memilih varietas yang tepat, menyiapkan tanah dengan benar, dan mengikuti praktik budidaya yang baik, anda dapat memastikan tanaman singkong yang sehat dan produktif. Ingatlah untuk memantau hama dan penyakit, dan mengambil tindakan tepat waktu untuk melindungi tanaman anda. Dengan kiat-kiat ini, anda akan berhasil menanam singkong dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H