Mohon tunggu...
Nadya NovianiAulia
Nadya NovianiAulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Suka membaca artikel tentang demokrasi dan unjuk rasa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tantangan dan Peran Kesmas dalam Upaya Penanggulangan DBD di Indonesia

18 September 2024   12:15 Diperbarui: 18 September 2024   12:16 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TANTANGAN DAN PERAN KESMAS DALAM UPAYA PENANGGULANGAN DBD DI INDONESIA

NADYA NOVIANI AULIA/191241023 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA

Nyamuk Aedes aegypti berasal dari kelompok Culicidae yang ditemukan di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia, salah satunya di Indonesia. Nyamuk ini dapat menularkan virus dengue yang menyebabkan terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD). Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban kasus DBD yang tinggi. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, pada tahun 2023 terdapat lebih dari 50.000 kasus DBD, dengan lebih dari 1.000 kematian yang dilaporkan (Kementerian Kesehatan RI, 2023). Hingga minggu ke-17 2024, tercatat 88.593 kasus DBD dengan 621 kasus kematian di Indonesia. Berdasarkan laporan, dari 456 kabupaten/kota di 34 provinsi, kematian akibat DBD terjadi di 174 kabupaten/kota di 28 provinsi. Dampak dari DBD sangat luas, mencakup aspek kesehatan, sosial, dan ekonomi. Selain menyebabkan angka kematian, DBD juga mengakibatkan biaya pengobatan yang tinggi dan menambah permasalahan baru pada sistem kesehatan. Oleh karena risikonya yang dapat menyebabkan komplikasi serius, perlu adanya tindakan lanjutan untuk mengatasi wabah DBD ini.

Demi mewujudkan suatu perubahan, tentu saja ada tantangan yang menghadang. Tantangan pertama dalam mengatasi wabah ini adalah perubahan iklim global yang menyebabkan peningkatan suhu dan curah hujan yang tidak menentu. Menurut penelitian dari WHO, perubahan suhu dapat mempercepat perkembangbiakan nyamuk dan meningkatkan penyebaran virus (WHO, 2022). Ini menyulitkan pengendalian nyamuk dan membuat prediksi wabah menjadi lebih sulit. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan juga menyebabkan berpotensi tinggi untuk terjangkitnya penyakit DBD. Masih banyak warga yang belum menerapkan upaya menguras bak mandi seminggu sekali, membersihkan wadah penampung air, memasang kasa dan kelambu nyamuk, menggunakan lotion atau krim antinyamuk. Ini juga berkaitan

dengan urbanisasi dan mobilitas penduduk yang meningkatkan angka prevalensi kasus DBD di Indonesia. Kepadatan penduduk di satu titik menciptakan risiko pemukiman kumuh yang meningkatkan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Fasilitas kesehatan di Indonesia masih tidak merata, terutama di daerah pedesaan, sehingga penanganan kasus DBD karena keterbatasan dalam peralatan, obat, dan tenaga medis memperburuk situasi.

Tenaga kesehatan masyarakat menjadi garda terdepan dalam melakukan edukasi dan penyuluhan ke masyarakat terkait wabah DBD. Upayanya meliputi peningkatan pendidikan dan kesadaran melalui kampanye edukasi mengenai pencegahan DBD. Program penyuluhan harus dilakukan rutin untuk memastikan masyarakat memahami cara mengurangi risiko penyebaran DBD. Selain itu, penguatan sistem kesehatan dengan bekerja sama dengan puskesmas, RT RW setempat, dan kelurahan untuk melakukan program pemberantasan DBD. Program Jumantik, program rutinan harus terus dilakukan. Supaya lebih efektif, tiap kunjungan ke rumah-rumah untuk pemantauan jentik sembari membagikan brosur tanggap DBD yang informatif dengan penjelasan petugas jumantik agar pemahaman masyarakat meningkat. Selain itu, peningkatan fasilitas puskesmas dan rumah sakit, terutama yang berada di daerah terpencil, agar penanganan pasien DBD dapat dioptimalkan sehingga kasus kematian akibat DBD dapat menurun.

Demam Berdarah Dengue merupakan wabah Mengatasi tantangan- tantangan tersebut memerlukan pendekatan yang holistik. Peningkatan pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pencegahan DBD perlu menjadi prioritas. Penguatan sistem kesehatan dengan peningkatan fasilitas dan pelatihan tenaga medis juga penting. Inovasi dalam metode pengendalian nyamuk, seperti penggunaan teknik biologi dan pengembangan vaksin, harus didorong. Selain itu, kerja sama antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan strategi yang efektif dalam menanggulangi DBD.

KATA KUNCI : Aedes aegypti , DBD, Penyuluhan.

DAFTAR PUSTAKA 

Afifi, Ruhana, 2018. UPAYA PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA GUNUNGSARI, KABUPATEN CIAMIS. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 01(01), 52-59

Fatah, Z, Mustofa, A, & Nurdiyana. 2023. Analisis Dukungan Sumber Daya, Fasilitas Kesehatan Terhadap Kualitas Pelayanan Arjasa-Sumenep. https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/sap/article/view/7201. [online]. (diakses pada 12 September 2024)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun