Hatiku meraung oleh rintihan yg tak pernah ku kira dalam sebuah penantian yg kapan akan bisa terjawab
Ragaku terhanyut tak terkendalikan oleh masa persaingan keserakahanmu yg tak pernah kau tanggalkan dari sikapMu
disana Kau tertawa tanpah merasakan kepedihan ragaku yg tak peranah engkau pedulikan.
Detik demi detik kulalui hanya ditemanin oleh masa kengsengsaraan jiwaku yg hanya meraung kebisuan oleh keletihan memanggilmu
Memang aku malu bagaikan pengemis jalanan yg menyodorkan tangan di setiap saat kepadamu,tetapi ku berlumur dosa jika kutaksadarkan dirimu yg sedang mengikis kulitku
Memang engkau bukan sang bijak dari timur tengah,tetapi engkau ditunjuk sebagai sang bijak kebenaran,keju2ran,dan kebaikan
Memang engkau bukan sang kesejatraan tetapi mengapah engkau merampok kesejatraanku………..?????
Janji2Mu hanyalah aroma sekejap yg kau susun dengan rapi di rak mulutmu ,yg membuatku terpesona oleh buaian dan rayuan belakamu..
..........................................“sampai kapankah semua ini akan berakhir”…………………………???????
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI