Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya kali ini bekerja dengan Universitas Airlangga dalam rangka upaya melakukan pencegahan dan penanganan stunting terpadu. Hal ini sejalan dengan komitmen dari pemerintah Indonesia untuk menurunkan angka stunting. Saat ini, prevalensi stunting di Indonesia adalah 21,6%, sementara target yang ingin dicapai pada tahun 2024 adalah sebesar 14%. Sedangkan untuk angka stunting di Kota Surabaya diketahui pada tahun 2021 prevalensi stunting mencapai 28,9 persen (6.722 kasus), kemudian menurun signifikan pada tahun 2022 menjadi 4,8 persen (923 kasus). Pemerintah Kota Surabaya beserta Forkopimda, perguruan tinggi, dan stakeholder masih terus berupaya untuk menyelesaikan permasalahan stunting di Surabaya.
Program KKN ini kemudian menjadi salah satu program yang menjadi upaya pencegahan dan penanganan stunting terpadu melalui upaya konvergensi, intervensi gizi sensitif, dan spesifik. KKN (Kuliah Kerja Nyata) ini juga menjadi bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan Belajar Komunitas Tematik Kampung Emas Madani 2.0 tahun 2023.Â
Program KKN (Kuliah Kerja Nyata) Belajar Komunitas Tematik Kampung Emas Madani 2.0 merupakan program kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa belajar di luar kampus untuk melakukan pemberdayaan pada masyarakat menuju kawasan mandiri dalam upaya percepatan penurunan prevalensi angka stunting di Kelurahan. Pada tahun sebelumnya juga telah berhasil dilaksanakan KKN Tematik Kampung Emas tahun 2022 yang bertema "Penguatan Lima Pilar dalam Percepatan Penurunan Stunting", yang dilaksanakan di 144 kelurahan di Kota Surabaya dengan melibatkan sekitar 432 mahasiswa.Â
Kemudian pada tahun ini, program BBK Tematik Kampung Emas kembali dilaksanakan dengan tema "Kampung Emas Madani: Intervensi Hulu dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kota Surabaya" yang didukung oleh sumber pendanaan dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan melibatkan 459 mahasiswa yang akan diterjunkan di 153 kelurahan di Kota Surabaya.Â
Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Universitas Airlangga yang tergabung dalam Konsorsium Perguruan Tinggi Peduli Stunting Jawa Timur terdiri dari 20 Perguruan Tinggi di Jawa Timur, dengan Pemerintah Kota Surabaya dan menjadi bentuk kontribusi nyata Perguruan Tinggi dalam mendukung program prioritas nasional dalam menurunkan prevalensi balita stunting di Indonesia.
Peserta dari program KKN Belajar Komunitas Tematik Kampung Emas Madani 2.0 adalah mahasiswa universitas airlangga dari berbagai fakultas yang akan diturunkan di tiap kelurahan dan salah satu kelurahan yang dituju adalah Kelurahan Wonokromo. Kelurahan Wonokromo ini dibina oleh Kelompok 126 yang beranggotakan Nur Hikmah Alfarah dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Nadlirah Faizah Indianto dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Nindy Aulia Setiawan dari Fakultas Keperawatan. Kelompok 126 dibimbing langsung oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yaitu Ibu Dr. Ilya Krisnana, S.Kep., Ns., M.Kep. Program ini dilaksanakan di Kelurahan Wonokromo dari bulan Oktober hingga Desember 2023.
Stunting merupakan permasalahan kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, dimulai pada saat 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal bayi lahir sampai usia balita, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.Â
Berdasarkan pengertian stunting tersebut dapat diketahui bahwa intervensi yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi prevalensi balita stunting dimulai pada saat 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan fase awal kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan (270 hari) sampai dengan anak berusia 2 tahun (730 hari). Oleh karena itu, calon pengantin, ibu hamil, dan ibu balita yang tinggal di Kelurahan Wonokromo menjadi sasaran dari program  KKN Belajar Komunitas Tematik Kampung Emas Madani 2.0.