Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dalam interaksi manusia. Setiap individu memiliki latar belakang, pengalaman, dan pandangan yang berbeda, yang dapat memicu perdebatan atau konflik. Menurut ahli, konflik terjadi karena adanya interaksi komunikasi. Jika kita ingin mengetahui konflik apa yang sedang terjadi, maka kita harus memiliki kemampuan yang tepat dalam berkomunikasi. Tak selamanya konflik dipandang buruk. Hal yang tidak mengenakkan ini bisa menjadi pengalaman yang positif apabila ditangani dengan tepat. Orang yang berhasil menyelesaikan konflik biasanya akan memiliki hubungan yang lebih erat.
Salah satu cara mengatasi konflik adalah dengan komunikasi. Komunikasi tidak bisa hanya dipandang sebagai pelengkap dalam interaksi sosial manusia. Bahkan lebih dari itu, bahwa komunikasi menjadi elemen penting dalam setiap pola tindakan individu dalam kaitannya sebagai makhluk sosial. Komunikasi berfungsi meningkatkan hubungan kemanusiaan di antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Melalui komunikasi, setiap manusia dapat membangun hubungan yang baik sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya konflik dalam masyarakat. Perlu diingat bahwa komunikasi adalah bagian mutlak dari proses budaya yang adab. Komunikasi merupakan proses penciptaan kebersamaan dalam makna. Dalam masyarakat yang kurang memahami nilai-nilai demokratis, sulit terjadi komunikasi yang wajar karena semua makna menjadi hak tafsir si penguasa.
Konflik horizontal (konflik sosial, etnis, ras, dan agama antar warga), disebabkan oleh kegagalan dalam mengelola pesan-pesan verbal dan non-verbal. Masyarakat pendatang cenderung menggunakan bahasa yang berbeda dengan penduduk local. Meskipun telah ada kesepakatan (tidak tertulis) untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa, akan tetapi logat atau aksen yang digunakan oleh masing-masing orang yang berinteraksi masih mengikuti logat atau aksen dari sukunya masing-masing. Kondisi ini menyebabkan sulitnya menerima pesan yang disampaikan, lalu terjadi kesalahan interpretasi, hingga akhirnya memicu konflik. Kegagalan pengelolaan pesan tidak hanya terjadi secara verbal (lisan), pesan non-verbal juga ikut menyumbang terjadinya konflik antar warga.
Walaupun komunikasi dianggap sebagai salah satu pemicu konflik, tetapi disisi lain komunikasi dapat pula dijadikan sebagai alat untuk mengatasi konflik, sehingga komunikasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat untuk mengatasi berbagai isu konflik yang terjadi. Perlu diketahui bahwa pendapat, prilaku, dan sikap seseorang dapat saja berubah manakala komunikasi yang disampaikan kepada seseorang itu komunikatif. Karena itu, maka dalam komunikasi, antara komunikator dengan komunikannya harus sama-sama memahami makna yang terkandung dalam pesan atau informasi yang disampaikannya agar tidak terjadi perbedaan pendapat atau perselisihan di antara kedua belah pihak. Adapun penyebab konfik atau perbedaan pendapat yaitu :
a. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman warga, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
b. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda
Secara sosiologis masyarakat sedikit banyaknya terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik. Masyarakat Indonesia memiliki multi etnis yang berada di Nusantara, seperti etnis Sunda, Batak, Dayak, Bugis-Makassar, Mandar, Tanah Toraja, Manado, Papua, Minagkabau, dan lain-lain sebagainya. Perbedaan latar belakang etnis dan budaya tersebut membentuk kebudayaan yang berbeda-beda, sehingga apabila kelompok-kelompok etnis tersebut tidak terkelola dengan baik akan menjadi penyebab konflik.
c. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
d. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat