Begitu halnya kala mereka membicarakan larangan- larangan agama dalam kehidupan, karena terkadang mereka pula, selaku manusia biasa, melanggar larangan tersebut. Sedangkan itu, Alquran selaku doktrin idealitas mengancam ketidaksingkronan antara perkataan dengan perbuatan. Dampaknya, para teman merasa berat hati, sehingga mengajukan permohonan buat menyudahi berdakwah.
Mendengar pengajuan para teman- temannya buat menyudahi berdakwah dengan latar balik yang mereka sebutkan, dia tegas melarang ajuan tersebut. Dia menegaskan para teman- temannya buat tidak menyudahi mengajak warga pada kebaikan. Karena, apabila para teman menyudahi berdakwah, kebaikan hendak percuma tanpa arti.Â
Nantinya, kata Nabi Muhammad SAW," Kebaikan itu tidak hendak terdapat yang mengamalkan, sebab tidak terdapat yang mengantarkan. Sekalipun oleh kamu tidak diamalkan, dapat saja kebaikan itu diamalkan oleh orang yang mencermatinya. Lain halnya apabila kebaikan tidak kamu sampaikan.Â
Oleh kamu tidak diamalkan, pula tidak oleh orang lain sebab mereka tidak sempat mencermatinya. Bisa jadi saja sesuatu kebaikan tidak dilaksanakan oleh kamu tetapi oleh mereka yang mendengarkannya dilaksanakan."
Jadi, jangan sempat menyudahi membicarakan idealitas Pancasila sekalipun masih ada bolong- bolong dalam kenyataannya. Kita butuh bersyukur sudah mempunyai rumusan bernegara serta berbangsa yang sangat baik. Selaku legacy para leluhur negara ini yang pikirannya sangat berorientasi pada masa depan, melampaui kapasitas jamannya pada waktu itu. Wallaahu' alam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H