Memasuki akhir dari musim dingin, beberapa daerah di Jepang sudah mulai dihiasi dengan kuncup-kuncup bunga sakura. Selain menjadi bunga nasional, ternyata negara Jepang sendiri memiliki tradisi saat musim semi yang membuat Jepang mempunyai daya pikat tersendiri bagi para turis. Dan kegiatan tersebut bernama Hanami.
Hanami merupakan sebuah tradisi di Jepang dalam menyambut musim semi. Terdiri dari singkatan “Hana wo Miru (花を見る)” yang berarti melihat bunga, dan juga dikenal dengan sebutan “Festival Bunga Sakura”. Hanami sudah lama dilakukan di Jepang. Yang merupakan salah satu cara menyambut musim semi yang paling populer. Kegiatan ini sudah ada dan dijalankan sejak periode Nara.
Awal mula penduduk Jepang melakukan Hanami adalah dengan melihat bunga plum, tetapi ketika periode Heian, bunga sakura menjadi lebih menarik untuk dilihat dan dinikmati ketika melakukan Hanami.
Bunga yang identik dengan warna soft pink ini awalnya digunakan untuk memeriksa hari berkumpul tahunan dan musim berkembangnya padi. Karena penduduk Jepang mempercayai Essence of God di pohon ceri dan memberikan kontribusi, yang kemudian penduduk Jepang akan minum untuk merayakannya.
Awalnya, hanami hanya terbatas pada ujung atas kekaisaran, tetapi seiring berjalannya waktu dan zaman, Hanami atau festival bunga sakura ini akhirnya bisa dinikmati oleh semua orang. Perayaan ini akan dilakukan setiap akhir bulan Maret hingga Bulan Mei, dan berlangsung selama beberapa hari hingga berminggu-minggu.
Selain bunga sakura yang kita tahu adalah berwarna soft pink, ternyata ada beberapa jenis bunga sakura berbeda jenis yang bermekaran di masing-masing daerah Jepang. Yang pertama ada Someiyoshino, merupakan jenis bunga sakura yang paling banyak terlihat di Jepang. Someiyoshino merupakan jenis bunga sakura yang dikembangkan di Tokyo pada sekitar tahun 1860.
Kedua adalah unga Satosakura, yang juga dikenal dengan sebutan Yaezakura karena kelopak bunganya yang bertumpuk. Berbanding terbalik dengan Someiyoshino, rentang waktu mekarnya satosakura sedikit lebih lambat. Di beberapa wilayah seperti Tokyo dan sekitarnya, Satosakura diperkirakan akan mekar sekitar pertengahan hingga akhir pada bulan April.
Dan yang terakhir ada Shidarezakura. Bunga sakura yang satu ini mekar dalam keadaan batang cabangnya yang menggantung ke bawah. Shidarezakura dapat tumbuh dalam jangka waktu yang panjang, rentang waktu mekarnya adalah satu bulan lebih cepat dari Someiyoshino.
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan ketika kalian akan mengikuti Hanami.
Persiapkan Tikar
Tikar tersebut nantinya akan digunakan sebagai tempat duduk/alas duduk sambil menikmati pemandangan bunga sakura yang indah. BIasanya warna tikar yang digunakan yaitu, biru atau pink, karena dirasa kedua warna tersebut sangat cocok dipadukan dengan bunga sakura yang sedang bermekaran.
Siapkan Cemilan/Makanan
Pastinya, saat melakukan Hanami orang-orang pasti akan mempersiapkan bekal yang akan mereka nikmati saat melakukan tradisi Hanami. Biasanya, bekal akan berisi makanan, jajan-jajanan, serta minuman, biasanya sake, teh hijau.
Dan pada tanggal 27 Maret diperingati sebagai “Sakura Day”. Istilah ini mulai populer saat di awal tahun 90-an. Para muda-mudi Jepang menggabungkan dua kata dari bunga “sakura” yang melambangkan angka 3 (dari kata sa) dan juga angka 9 (dari kata ku), yang kemudian dua angka tersebut dikalikan dan mendapatkan hasil 27.
Sumber
https://japanese.binus.ac.id/2020/09/29/perayaan-hanami-tradisi-jepang-sambut-mekarnya-bunga-sakura/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H