Dalam keseharian membersamai anak-anak ketika di kelas, guru bisa mengambil hati anak-anak didiknya dengan memberikan kata-kata positif ini.
2. Acts of Service
Jika ada siswa senang dibantu, dilayani, diperhatikan, diperlakukan bak raja dan ratu, kemungkinan ia tipe ini. Bukan berarti guru terus menerus membantu anak didiknya dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Namun, dengan mendukung proses pembelajaran dan perkembangan siswa. Salah satunya yaitu guru bisa memberikan umpan balik yang konstruktif pada tugas atau proyek siswa.
3. Receiving Gifts (Menerima Hadiah)
Jika ada siswa senang diberi hadiah-hadiah, dan sering membandingkan pemberian orang lain terhadap dirinya, kemungkinan ia tipe ini. Penting bagi guru untuk memilih atau merancang hadiah dengan mempertimbangkan minat dan kebutuhan anak didiknya. Tujuan utama dari love language ini adalah memberikan sesuatu yang memiliki nilai simbolis dan menunjukkan perhatian serta apresiasi guru kepada siswa.
4. Quality Time (Waktu yang Berkualitas)
Bahasa cinta yang satu ini yaitu dengan memberikan waktu yang berkualitas bersama. Salah satu bentuk bahasa quality time yaitu guru bisa memberikan bimbingan pribadi kepada anak didiknya atau dengan adanya konsultasi individu dengan anak didik terkait perkembangan akademis atau hal lainnya. Mengalokasikan waktu dan memberikan perhatian penuh selama interaksi dengan siswa adalah cara efektif untuk menyatakan kasih sayang melalui quality time.
5. Physical Touch ( Sentuhan Fisik)
khusus bahasa cinta ini, tentunya guru tetap harus memperhatikan norma etika. Serta tentunya, sentuhan fisik harus tetap mengacu pada profesional dan pantas. Guru bisa memberikan pelukan singkat untuk memberikan penguatan kepada anak didik yang mengalami kesulitan atau menghadapi masalah. Bisa pula dengan memberikan tepukan pelan di punggung atau dengan memberikan sentuhan tangan sebagai bentuk dukungan guru kepada anak didiknya.
Penting juga bagi guru untuk memerhatikan reaksi anak didiknya dan menghormati preferensi serta batasan pribadi mereka terkait sentuhan fisik. Komunikasi terbuka dan izin terlebih dahulu merupakan kunci dalam menggunakan sentuhan fisik sebagai bahasa cinta dalam konteks pendidikan.
Penerapan lima bahasa cinta di SDIT Mutiara Ilmu sudah baik. Banyak dari guru yang dekat dengan siswa, bisa sampai bercerita diluar jam pembelajaran berlangsung. Para guru juga dituntut untuk memahami karakter masing-masing siswa agar siswa lebih dekat dengan guru dan guru bisa memahami gaya belajar dan cara  agar siswa senang dalam mengikuti pembelajaran terutama pada mata Pelajaran Matematika.