Pendahuluan
 Perubahan lingkungan yang terjadi telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk Kesehatan manusia. Limbah farmasi, seperti obat-obatan yang tidak di pakai atau bahan kimia dari produksi obat, menjadi salah satu penyebab pencemaran yang selalu di abaikan. Limbah ini akan mencemari tanah, air, dan udara yang dapat menimbulkan risiko Kesehatan termasuk resistensi antibiotic dan gangguan ekosistem.
 Melalui penerapan konsep Farmasi Hijau apoteker dapat mengambil peran dalam mengurangi dampak negative. Mulai dari pengelolaan limbah obat hingga inovasi dalam produksi yang lebih ramah lingkungan. Tulisan ini membahas peran apoteker dalam mengatasi tantangan Kesehatan lingkungan untuk mendukung Kesehatan masyarakat secara berkelanjutan.
Latar Belakang
 Masalah pencemaran lingkungan akibat limbah farmasi telah menjadi isu global yang mendesak. Obat-obatan yang dibuang sembarangan dapat menyebabkan kontaminasi air dan tanah, mengganggu keseimbangan ekosistem, dan menciptakan ancaman Kesehatan masyarakat, seperti resistensi antibiotik.
 Apoteker sebagai tenaga Kesehatan professional memiliki tanggung jawab besar dalam mendukung keberlanjutan Kesehatan dan lingkungan. Sebagai garda terdepan dalam farmasi, apoteker dapat mengedukasi masyarakat, mengembangkan solusi ramah lingkungan, dan bekerja sama dengan pemerintah dalam merancang regulasi yang lebih efektif.
Dasar Teori
 Konsep farmasi Hijau berfokus pada upaya mengurangi dampak negative farmasi terhadap lingkungan, pendekatan ini didukung oleh prinsip keberlanjutan, yang mengintegrasi aspek lingkungan social, dan ekonomi. Dengan berkaitannya resistensi antibiotic, teori ini menyoroti pentingnya pengelolaan limbah farmasi yang tepat untuk mencegah penyebaran bahan aktif obat lingkungan, yang dapat memengaruhi organisme hidup dan kualitas Kesehatan masyarakat.
Isi dan Masalahnya
 Farmasi konvensional sering menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan, seperti obat yang dibuang sembarangan. Masalah ini di perburuk oleh fasilitas pengelolaan limbah farmasi dan rendahnya kesadaran masyarakat tentang dampak lingkungan dari obat-obatan.
 Apoteker dapat berkontribusi dengan berbagai cara, seperti menyediakan fasilitas pengumpulan obat yang aman, mempromosikan obat yang lebih ramah limgkungan, dan menggunakan teknologi hijau dalam proses produksi. Namun, tantangan utamanya adalah kurangnya regulasi yang mendukung penerapan konsep farmasi hijau dan rendahnya edukasi masyarakat.