“Ih, iya Bel! Bel, tolong fotokan aku di sebelah sini dong. Pemandangan gunungnya sangat indah.” ajak Eliza.
“Bersiaplah El, satu, dua, tiga ‘cekrek’” “Bagus banget El! Sumpah!” sambung Bella. Kemudian mereka berjalanan menyusuri pepohonan yang rindang dengan canda dan tawa.
Keesokan harinya. Kriiiing! Alarm Eliza berbunyi sangat kencang dan jarum jam sudah menunjukan pukul 07.15. Eliza langsung melotot saat melihat jam dan langsung melompat dari kasur dan segera menuju kamar mandi. Tidak seperti biasanya Eliza bangun kesiangan seperti ini, mungkin dia kelelahan sehabis pergi ke puncak kemarin bersama Bella. Saat Eliza mengecek ponselnya terdapat 1 pesan yang berisi bahwa saat ini Eliza tidak perlu menjemput Bella karena dia sudah menaiki angkutan umum. Dalam hati Eliza dia sangat merasa bersalah sekali karena telah bangun kesiangan.
Sesampainya di sekolah Eliza segera mencari Bella dan dia menemukan Bella sedang membaca di perpustakaan sekolah. Eliza meminta maaf dan ia merasa bersalah karena telah bangun kesiangan hari ini, namun Bella tak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Sepulang sekolah, Bella meminta untuk berhenti di masjid terlebih dahulu karena dia belum melakukan sholat dhuhur. Sesampainya di masjid mereka langsung mengambil wudhu dan melakukan salat dhuhur berjamaah. Setelah salat Bella berbicara pada Eliza, “El, aku kelihatan cantik ya mengenakan kerudung?” kata Bella sambil senyum lebar dan mengedip-ngedipkan matanya.
“Mashaallah, iya Bel kamu cantik sekali kalau mengenakan kerudung,”
“El, aku boleh minta tolong tidak?” “Mmm tolong belikan aku gamis warna putih sama kerudung dong, pasti pilihanmu bagus!”
“Wah, tentu boleh dong kalau untuk sahabatku tercinta! Kapan Bel?” Tanya Eliza.
“Sekarang bel, gimana? Ya? Ya?” pinta Bella sambil memanyunkan bibir mungilnya itu.
“Kamu serius? Saat ini juga? Tunggu aku disini ya, jangan kemana-mana!” lalu Eliza bangkit dari duduknya dan segera menuju ke butik untuk membelikan permintaan Bella. Eliza merasa bahagia jika sahabatnya itu akan mengenakan kerudung, namun herannya kenapa harus saat ini juga aku harus membelinya? Gumam Eliza saat mengendarai mobilnya. Perasaan Eliza sempat tidak enak, tetapi dia mencoba untuk berpikir positif.
“Bella Razade, pesanan kamu dataaang,” ucap Eliza sambil menyodorkan tas yang berisi gamis beserta kerudungnya.
“Terimakasih, El! Kamu memang sahabat terbaik yang selama ini aku kenal!” ucap Bella sambil memeluk Eliza. Kemudian Bella segera mengganti pakaiannya dengan gamis. Sungguh, Bella tampak cantik jelita mengenakan gamis tersebut bak seorang bidadari. Bibirnya yang mungil dan kulitnya yang bening membuat dia tampak imut dan lucu.