Mohon tunggu...
Nadiyah Adja
Nadiyah Adja Mohon Tunggu... Guru - Teruslah bahagia 😊

PENDIDIKAN INKLUSI Nama : Nnadya Eka Rahayu NIM : 181330000348 Kelas : 6 PGSD A3

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Pola Interaksi Anak Berkebutuhan Khusus

6 Juli 2021   12:12 Diperbarui: 6 Juli 2021   12:51 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak luar biasa atau disebut sebagai anak berkebutuhan khusus (children with special needs), memang tidak selalu mengalami problem dalam belajar. Namun, ketika mereka diinteraksikan bersama-sama dengan anak-anak sebaya lainnya dalam sistem pendidikan regular, ada hal-hal tertentu yang harus mendapatkan perhatian khusus dari guru dan sekolah untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. 

Anak yang berkesulitan belajar spesifik adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik khusus (terutama dalam hal kemampuan membaca, menulis dan berhitung atau matematika), diduga disebabkan karena faktor disfungsi neugologis, bukan disebabkan karena factor inteligensi (inteligensinya normal bahkan ada yang di atas normal), sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

a.  Tunagrahita (mental retardation)

Anak berkebutuhan khusus yang paling banyak mendapat perhatian guru antara lain anak tunagrahita (mental retardation). Ada beberapa definisi dari tunagrahita. American Association on Mental Deficiency (AAMD), mendefinisikan retardasi mental/tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes individual, yang muncul sebelum usia 16 tahun, dan menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif.

b. Tunalaras (emotional or behavioral dosorder)

Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya.

c. Tunarungu Wicara (communication disorder and deafness)

Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara.

d. Tunanetra (partially seing and legalty blind)

Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (Blind) dan low vision. Definisi Tunanetra menurut Kaufman & Hallahan adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan. Karena tunanetra memiliki keterbataan dalam indra penglihatan maka proses pembelajaran menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran.

e. Tunadaksa (physical disability)

Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuromuskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh.

f. Tunaganda (multiple handicapped)

Menurut Johnston & Magrab, tunaganda adalah mereka yang mempunyai kelainan perkembangan mencakup kelompok yang mempunyai hambatan-hambatan perkembangan neurologis yang disebabkan oleh satu atau dua kombinasi kelainan dalam kemampuan seperti intelegensi, gerak, bahasa, atau hubungan pribadi di masyarakat

g. Body awareness

Body awarness merupakan kondisi dimana anak tidak memiliki akan kesadaran tubuh, sering salah prediksi pada aktivitas gerak mobilitas seperti sering menabrak bila berjalan

h. Disraksia

Dispraksia merupakan gangguan pada keterampilan motorik, anak terlihat kurang terampil dalam melakukan aktivitas motorik. Seperti sering menjatuhkan benda yang di pegang, sering memecahkan gelas kalau minum.

i. Down Syndrome

Down syndrome merupakan salah satu bagian dari tunagrahita dan kelainan kromosom. Cirinya tampak nyata dilihat dari fisik penderita, misalkan tinggi badan yang relatif pendek, kepala mengecil dan lainnya. Anak down syndrome harus mendapatkan pendidikan tambahan Anak-anak ini bisa menunjukkan kemajuan yang pesat jika mereka bisa diterima dengan baik di masyarakat, tidak hanya dalam keluarga

j. Autism

Autism Syndrome merupakan kelainan yang disebabkan adanya hambatan pada ketidakmampuan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan pada otak.

k. Disgraphia

Disgraphia merupakan kesulitan dalam menulis ada yang memang karena gangguan pada motoris sehingga tulisannya sulit untuk dibaca orang lain, ada yang sangat lambat aktivitas motoriknya, dan juga adanya hambatan pada ideo motorik sehingga sering salah atau tidak sesuai apa yang dikatakan dengan yang ditulis

l. Diskalkulia

Diskalkulia adalah kesulitan dalam berhitung dan matematika hal ini sering dikarenakan adanya gangguan pada memori dan logika

m. Disphasia

Disphasia merupakan kesulitan berbahasa dimana anak sering melakukan kesalahan dalam berkomunikasi baik menggunakan tulisan maupun lisan.

n. Disleksia

Diskleksia merupakan kesulitan membaca baik membaca permulaan maupun pemahaman

o. Anak Berbakat (Giftedness and special talents) 

Menurut Milgram, R.M (1991:10), anak berbakat adalah mereka yang mempunyai skor IQ 140 atau lebih diukur dengan instrument Stanford Binet (Terman), mempunyai kreativitas tinggi (Guilford), kemampuan memimpin dan kemampuan dalam seni drama, seni tari dan seni rupa

Seperti yang telah kita ketahui syarat terjadinya suatu interaksi ialah adanya kontak sosial dan komunikasi yang terjalin antara individu dengan individu maupun individu dengan kelompok, yang terjadi secara langsung atau tatap muka maupun tidak langsung atau melalui prantara. Hal tersebut dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.

1.  Pola Interaksi Individu dengan Individu

Pola interaksi indivdu dengan individu yakni pola interaksi guru dengan anak berkebutuhan khusus tunagrahita ringan, pola interaksi guru dengan anak berkebutuhan khusus tunagrahita sedang dan pola interaksi guru dengan anak berkebuthan khusus tunadaksa. Terjadinya interaksi sosial, karena terpenuhinya dua syarat terjadinya interaksi sosial. Pertama adanya kontak sosial yang berupa tindakan seperti mengadakan hubungan sosial dengan pihak lain. Kedua adanya komunikasi yang berupa tafsiran, gerak-gerik maupun pembicaraan yang ingin disampaikan kepada orang lain

2.  Pola Interaksi Individu dengan Kelompok

Pola interaksi individu dengan kelompok juga pernah diterapkan pada kegiatan penutup guru pernah mengakhiri pembelajaran dengan kegiatan menyimpulkan apa yang sudah dipelajari sebelumnya, hanya saja hal tersebut tidak ada respon dari peserta didik lalu disiasati oleh gurunya sendiri yang menyimpulkan pelajaran kemudian menutupnya dengan salam selamat siang. Pada dasarnya terdapat dua bentuk interaksi sosial dalam melakukan sebuah interaksi yakni proses sosial yang berlangsung secara asosiatif dan proses sosial yang berlangsung secara disosiatif. Proses sosial secara asosiatif dapat menimbulkan sebuah bentuk kerja sama.

3. Media Pembelajaran yang Mengkhusus

Sekolah Luar Biasa harus menggunakan media pembelajaran yang lain, selain buku paket misalnya seperti menonton video dengan layar LCD yang berhubungan dengan materi yang dipelajari agar pembelajaran tidak terkesan monoton dan peserta didik tidak cepat bosan.

DAFTAR PUSTAKA 

Dermawan,Oki. 2013. STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB. Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. VI  No. 2.

Sihotang,Sopia Lorentina. 2017. Interaksi Sosial Guru Dengan Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Pendidikan Keterampilan Di Sekolah Luar Biasa Utung Tuah Samarinda. Vol.5 No. 3.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun