Mohon tunggu...
nadira zahira
nadira zahira Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

people leave you, Allah doesn't

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Demokrasi Pendidikan dalam Rancangan Kurikulum Prototipe Tahun 2022

29 Desember 2021   20:12 Diperbarui: 29 Desember 2021   20:18 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disekolah dengan penerapan sistem pendidikan tradisional menurutnya terlalu banyak mata pelajaran yang diajarkan, karena tujuan sekolah kuno ialah agar para siswa dapat menduduki jabatan intelektual dan sangat kental dengan sistem materio sentris. 

Mata pelajaran yang banyak jumlahnya dan menimbulkan pendidikan intelektualitas saja perlu dikurangi dan diganti dengan pengajaran dan latihan-latihan kerja. 

Disamping itu pengetahuan yang diberikan di sekolah tradisional kepada muridnya merupakan pengetahuan yang telah diolah, disiapkan, dan dipecahkan kesulitannya terlebih dahulu oleh orang dewasa. 

Hal ini menurut John Dewey tidak ada gunanya karena anak secara alami mengalami proses berfikir sendiri dari permulaan hingga akhir sesuai dengan tingkat kemajuannya sendiri.

Kurikulum Prototipe bisa dikatakan sebagai bentuk implementasi dari Demokrasi Pendidikan di Indonesia. Di samping banyaknya pro kontra di masyarakat tentang penerapan Kurikulum ini nantinya, beberapa program yang diusung dalam kurikulum ini nyatanya tidak bisa diabaikan begitu saja. 

Misalnya tidak diberlakukannya program peminatan atau penjurusan yang menandai awal dari kebebasan peserta didik dalam mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. 

Hal ini sejalan dengan Demokrasi Pendidikan yang diusung oleh John Dewey. Kritik John Dewey terhadap sekolah dengan sistem tradisional yang dalam penerapannya terlalu mengekang siswa dalam proses pembelajaran membuat Dewey mengusungkan program belajar yang lebih demokratis. 

Dimana selain mengurangi mata pelajaran yang diajarkan dan cara guru dalam mengajar yang harus lebih fleksibel, kebebasan peserta didik dalam memilih mata pelajaran yang diminatinya juga menjadi penting. Karena hal itu dapat memberi ruang yang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.

Kurikulum Prototipe yang disebut juga sebagai kurikulum paradigma baru juga menguntungkan bagi guru. Keuntungan dari kurikulum prototipe bagi guru adalah guru tidak dikejar-kejar target materi pembelajaran yang padat, guru lebih fokus pada materi esensial yang berorientasi pada kebutuhan dan penguatan karakter siswa, metode pembelajarannya lebih bervariasi, situasi belajar lebih menyenangkan bagi guru dan siswa, serta guru diberi kesempatan untuk mengeksplor potensi siswa lewat berbagai inovasi pembelajaran.

Dilansir dari laman Kemendikbud Ristek Zulkifli menjelaskan bahwa "Kurikulum prototipe berbasis kompetensi statusnya semacam model. Model untuk pilihan di mana guru dan murid tidak merasa terlalu terbebani. Penyempurnaan dari kurikulum darurat, di kurikulum prototipe ini (strukturnya) lebih ditata selain disedehanakan juga," ujar Zulfikri.

Dalam penerapan kurikulum prototipe ini juga tidak memaksa. Setiap sekolah diberikan kebebasan untuk memilih secara mandiri dalam penggunaan kurikulum tersebut. Setiap satuan pendidikan diberikan 3 (tiga) opsi kurikulum untuk dipilih, yakni Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan), dan Kurikulum Prototipe. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun