Mohon tunggu...
nadira arda
nadira arda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Konflik Sosial dalam Perspektif Teori Sosial Lewis Coser

23 November 2023   10:56 Diperbarui: 23 November 2023   13:53 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali dihadapkan pada sebuah dinamika yang kompleks dalam hubungan sosial, yang kemudian pada akhirnya dapat mengakibatkan munculnya konflik. Salah satu masalah sosial yang saya alami di lingkungan sekitar saya adalah adanya ketegangan antara beberapa kelompok yang berakar dari perbedaan pandangan dan kepentingan. Permasalahan inimuncul karena perbedaan pandangan dari sebagain masyarakat yang menginginkan warga untuk bergotong royong setiap hari minggu, namun ini di bantah dan memiliki perbedaan pandangan dari warga yang memiliki kepentingan di hari minggu karena sebuah momentum bisa berpergian bersama keluarga dikarenakan sedang libur bekerja. Inilah yang menjadi sumber perdebatan di antara kelompok warga yang menginginkan kerukunan dan di sisi lain warga memiliki kepentingan tersendiri. Keadaan ini tidak hanya menciptakan konflik, tetapi juga menimbulkan ketidakpastian dan pertentangan yang terus-menerus sehingga konflik sosial seperti ini tidak dapat di hindari.

Dalam menganalisis masalah ini, saya merasa relevan untuk mengadopsi teori sosial Lewis Coser. Teori ini menawarkan pandangan yang menarik terhadap konflik sosial, khususnya konsep konflik fungsional. Konflik fungsional adalah suatu bentuk konflik yang dianggap perlu untuk mempertahankan stabilitas dalam suatu kelompok atau masyarakat. Konflik yang saya amati dalam lingkungan saya dapat dijelaskan melalui lensa konflik fungsional ini. Kelompok-kelompok yang berbeda di lingkungan tersebut menghadapi perbedaan pendapat dan kepentingan yang alami. Meskipun konflik muncul, namun ada argumen bahwa ini bisa menjadi suatu kebutuhan sosial.

Dalam pandangan Lewis Coser, konflik bukanlah semata-mata destruktif. Sebaliknya, konflik dapat dianggap sebagai elemen penting dalam memperkuat struktur sosial. Konflik memicu perubahan dan dapat berfungsi sebagai katalisator untuk pemecahan masalah internal. Ketegangan yang muncul dapat memotivasi kelompok-kelompok tersebut untuk mencari solusi, merampingkan ketidaksetaraan, dan meningkatkan komunikasi di antara anggotanya.

Lewis Coser, seorang sosiolog yang berperan penting dalam pengembangan teori konflik, menekankan bahwa menghindari konflik sama sekali tidaklah realistis atau bahkan sehat. Baginya, konflik adalah bagian integral dari kehidupan sosial dan dapat memperkukuh ikatan di antara anggota kelompok. Konflik, jika dikelola dengan baik, dapat membantu kelompok mencapai keseimbangan dinamis yang mengakui perbedaan dan mendukung perubahan positif.

Dengan demikian, melalui lensa teori sosial Lewis Coser, pemahaman bahwa konflik yang saya alami dalam lingkungan sekitar tidak hanya merupakan hambatan, tetapi juga potensi untuk pertumbuhan dan perbaikan. Penting untuk disadari bahwa mengelola konflik ini dengan bijaksana, membuka saluran komunikasi yang lebih baik, dan menggunakan ketegangan sebagai peluang untuk mengubah dinamika kelompok menjadi sesuatu yang lebih positif dan inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun