Kemajuan teknologi di era digitalisasi yang berkembang pesat membawa tantangan kompleks dalam mempertahankan semangat nasionalisme dan mengintegrasikan nilai-nilai pancasila dalam masyarakat, terutama para pemuda. Berbagai fenomena yang dihadapi berbanding terbalik dengan nilai-nilai pancasila, salah satunya ialah isu radikalisme yang mana ideologi ekstrem ini sering kali menjangkiti pemuda yang tidak memiliki pemahaman mendalam mengenai nilai-nilai kebangsaan.
Radikalisasi merupakan proses di mana individu atau kelompok mengadopsi pandangan ekstrem yang mengancam pada tindakan kekerasan atau terorisme dan dapat menggerus semangat kebangsaan.Â
Radikalisasi banyak dijumpai di kalangan pemuda yang terpapar oleh ideologi intoleran melalui media sosial atau kelompok-kelompok tertentu. Pemuda yang tidak cukup mendapat pendidikan yang memadai mengenai sejarah, budaya, dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia rentan terhadap ajaran tersebut.
Oleh karena itu, algoritma kebangsaan muncul sebagai pendekatan inovatif dan sistematis guna menciptakan ruang bagi pemuda untuk memahami serta meningkatkan nilai-nilai kebangsaan dalam sila pancasila dengan cara yang lebih kontekstual dan relevan dengan perkembangan teknologi digital.
Dengan memanfaatkan media digital, algoritma kebangsaan dapat menjadi alat yang efektif untuk mendorong pemuda Indonesia memahami dan menghayati nilai-nilai pancasila, sekaligus menjadi strategi komprehensif membentengi radikalisasi.
Algoritma kebangsaan ini bertujuan untuk memberikan panduan atau langkah-langkah bagi pemuda dalam membangun kehidupan berbangsa yang lebih inklusif dan toleran.
Konsep algoritma ini menggabungkan pemahaman kebangsaan dalam bentuk yang lebih interaktif dan mudah dipahami di kalangan pemuda yang pada umumnya menyukai hal-hal praktis dan instan saat ini. Dalam praktiknya, algoritma kebangsaan dapat diimplementasikan melalui bentuk aplikasi mobile, platform media sosial, website edukatif, bahkan aplikasi pendidikan berbasis game interaktif untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila.
Beberapa elemen algoritma kebangsaan yang dapat diintegrasikan kepada pemuda dalam menangkal radikalisme dan menguatkan nasionalisme, diantaranya :
1. Mengintegrasikan pendidikan berbasis nilai-nilai pancasila dalam kurikulum di semua jenjang dengan memanfaatkan platform sosial dan teknologi
2. Mengajarkan literasi digital untuk membedakan konten positif dan negatif di dunia maya
3. Mendorong penggunaan media sosial untuk kegiatan positif, seperti mengembangkan program edukasi online yang memudahkan akses informasi relevan dan positif, serta menciptakan komunitas online yang mendorong partisipasi pemuda diskusi tentang isu-isu kebangsaan
4. Mengorganisir kampanye kegiatan sukarela yang melibatkan pemuda dalam proyek-proyek ataupun aksi sosial yang mencerminkan nilai-nilai pancasila
5. Mengembangkan sistem evaluasi untuk mengukur dampak dari program-program yang digerakkan, dapat juga menerapkan sistem penghargaan atau insentif bagi pemuda yang berpartisipasi dalam kegiatan kebangsaan atau menunjukkan kepedulian terhadap nilai-nilai Pancasila.
Melalui langkah internalisasi nilai-nilai pancasila dalam algoritma kebangsaan yang tepat tentu dapat membantu memperkuat jiwa nasionalisme dan menangkal pandangan radikalis pada pemuda Indonesia. Algoritma kebangsaan ini memberi panduan yang mudah diakses dan dipahami oleh generasi muda, sekaligus menghubungkan mereka dengan nilai-nilai luhur kebangsaan yang membentuk bangsa Indonesia.
Dengan demikian, algoritma kebangsaan tidak hanya menjadi alat edukasi, tetapi juga senjata ampuh dalam menjaga jiwa nasionalis, persatuan, kesatuan, dan stabilitas nasional di tengah fenomena radikalisme dan berbagai tantangan yang ada.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI