Selain itu, sistem pendidikan juga perlu berperan aktif dalam membentuk kesadaran sejarah generasi Z. Pendekatan interaktif seperti diskusi kelompok, permainan peran, atau kunjungan ke museum dapat membantu menumbuhkan rasa bangga terhadap perjuangan nenek moyang. Kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan media juga dapat menciptakan program-program edukasi yang relevan dengan kebutuhan dan minat generasi muda.
Tidak kalah penting adalah peran keluarga dalam memperkenalkan nilai-nilai kebangsaan sejak dini. Orang tua dapat berbagi cerita tentang sejarah keluarga yang berkaitan dengan perjuangan bangsa, mengajarkan lagu-lagu nasional, atau mengajak anak-anak untuk menghadiri peringatan hari-hari bersejarah. Langkah-langkah kecil ini dapat memberikan dampak besar dalam menanamkan rasa cinta tanah air.
Kini saatnya kita bertanya pada diri sendiri: sudahkah kita, sebagai bagian dari generasi Z, menghormati pengorbanan leluhur dalam setiap langkah yang kita ambil? Atau justru kita larut dalam arus globalisasi tanpa memikirkan warisan sejarah yang membentuk jati diri bangsa? Pertanyaan ini seharusnya menjadi pemicu bagi generasi Z untuk terus introspeksi dan bertindak. Sebab, hanya dengan menghargai masa lalu, kita dapat benar-benar membangun masa depan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H