Mohon tunggu...
nadine miracle kinasih
nadine miracle kinasih Mohon Tunggu... Musisi - hai, salam kenal!

newbie, cheers!✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Di Papua Piring Jadi Maskawin?

18 Desember 2020   16:19 Diperbarui: 18 Desember 2020   16:27 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diatas adalah bentuk dari piring adat Suku Biak yang digunakan sebagai maskawin suku tersebut. SUmber: carousell.com

Suku Biak mengklaim bahwa piring gantung merupakan simbol maskawin suku mereka. Hal ini dapat terjadi karena orang-orang dari Suku Biak menggunakan identitas regionalnya lewat karakteristik tradisi yang sudah mereka alami dari jaman dulu (dalam Samovar, 2017, h. 253 ). Tak hanya tradisi, identitas regional dapat digunakan karakteristiknya berupa makanan, dialek, bahasa dan masih banyak lagi.

Terdapat identitas budaya gender dalam tradisi lamaran Suku Biak. Gender merujuk pada konsep yang dibangun secara sosial bagaimana budaya tertentu membedakan peranan sosial feminine dan maskulin (dalam Samovar, 2017, h. 248). Dari penjelasan di atas, sudah terlihat jelas pengklasifikasian peranan maskulin yang terdapat dalam tradisi lamaran tersebut. pihak pria yang akan memberikan maskawin berbentuk piring adat kepada pihak perempuan. Peranan gender maskulin ini artinya bahwa pihak laki-laki memiliki keseriusan untuk mengangkat pihak perempuan menjadi istri yang sah.

Identitas pribadi juga turut hadir dalam menjelaskan kebudayaan ini. Identitas pribadi adalah karakteristik yang membuat seseorang berbeda dari kelompok lainnya, yang membuatnya unik dan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri (dalam Samovar, 2017, h. 254). Kebudayaan ini dikatakan unik karena maskawin yang dipakai oleh Suku Biak adalah piring adat. Budaya lain di Indonesia jarang menggunakan piring adat kecuali budaya Papua, khususnya Suku Biak. Hal ini membuat karakteristik Suku Biak dikatakan unik dan membuat Suku Biak dikatakan berbeda dari suku-suku lainnya.

Suku Biak memiliki budaya yang sangat unik dalam acara lamaran, maskawin yang digunakan untuk melamar adalah berbentuk piring adat. Dari sini kita dapat melihat kekayaan identitas budaya yang dapat dilihat dari sudut pandang proses lamaran di Suku Biak. Identitas budaya yang terdapat dalam budaya ini adalah identitas etnis, identitas organisasi, identitas regional, identitas gender dan identitas pribadi. Satu objek dapat mendeskrispikan begitu banyak budaya yang terdapat di dalamnya. Teman-teman kompasiana, coba ceritakan  budaya proses lamaran di tempat kalian seperti apa? Sangat menarik untuk mengetahui kekayaan budaya yang terdapat di Indonesia!

Daftar Pustaka

Muhsidin. (2019, November 13). antaranews.com.

Papua, B. (2020, February 6). beritapapua.id.

Samovar, L. A., Porter, R. E., McDaniel, E. R., & Roy, C. S. (2017). Communication Between Cultures. Boston: Cengage Learning.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun