Food Waste atau biasa kita sebut sampah sisa makanan ternyata sangat berbahaya bagi lingkungan, bahkan menjadi salah satu penyebab utama dalam masalah pemanasan global.Â
Menurut research yang sudah dilakukan oleh banyak orang, masih banyak penduduk Indonesia yang suka membuang makanan mereka, dan salah satu penyebab mereka membuang makanan biasanya karena makanan sudah tidak layak dikonsumsi atau terlalu banyak membeli makanan dan berakhir menjadi expired atau basi.
Sayangnya, masih banyak juga penduduk Indonesia yang tidak tau kalau sampah makanan ternyata berbahaya, tidak hanya mubazir, sampah makanan juga berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Jenis sampah yang mendominasi adalah sampah dapur yang tidak lain adalah limbah makanan.Â
Ada 25 negara anggota G20 ditambah Nigeria, Ethiopia, Kolombia, Israel, dan Uni Emirat Arab menilai, Indonesia adalah negara penghambur makanan terbesar kedua setelah Arab Saudi.
Rata-rata, setiap orang di Indonesia membuang makanan hingga 300 kg per tahun. Kantor Sanitasi Provinsi DKI Jakarta menyatakan, Jakarta menghasilkan 7500 ton sampah setiap hari dan limbah makanan mendominasi 58% dari 75.000 ton sampah.Â
Sampah makanan bahkan ditemukan di lingkungan kelas menengah yang merupakan 70 persen dari semua sampah. Pada 2013, limbah makanan menjadi salah satu masalah dunia, menjelaskan bahwa limbah makanan mencapai 1,6 miliar ton,
Penduduk Indonesia sudah banyak yang tau kalau pemanasan global adalah salah satu masalah yang sangat berbahaya dan kebanyakan penduduk Indonesia menyangka bahwa asap dari kendaraan dan pabrik adalah penyebab pemanasan global.
Padahal sampah makanan juga terbukti sebagai salah satu penyebab dari pencemaran lingkungan dan pemanasan global. Berikut fakta dan alasan mengapa sampah sisa makanan  bisa dibilang salah satu penyebab utama pemanasan global
1. Polusi Udara yang disebabkan oleh sampah makanan
Makanan sisa sebenarnya dapat menyebabkan tanah mengandung gas metana yang berbahaya bagi atmosfer bumi. Selain itu, efek rumah kaca juga dapat timbul dari karbon dioksida yang dihasilkan dari sisa makanan sisa.Â
Untuk mengangkut sisa makanan sisa, kendaraan pasti diperlukan untuk TPA, yang juga dapat menyebabkan polusi udara. Gas metana yang dihasilkan oleh sampah organik di TPA 25 kali lebih kuat. Angka ini mengalahkan polusi karbon dari knalpot kendaraan biasa.
2. Zat Kimia berbahaya yang dikeluarkan oleh sampah sisa makanan
Hasil analisis menemukan hasil dari konsentrasi zat kimia bernama Hexachlorobenzene, Dioxin, Polychlorinated biphenyl (PCB) dan Parafin terklorinasi rantai pendek (PFOS). Zat ini juga dapat mengubah fungsi endokrin dan mampu memicu penyebab kanker pada manusia. PFOS dapat menyebabkan kerusakan pada penjaga dan sistem kekebalan tubuh.
3. Quantitas yang berlebih dari sampah sisa makanan.
Indonesia telah terbukti menjadi negara ke-dua yang menjadi penyumbang sampah makanan terbanyak setelah Saudi Arabia. Jakarta sendiri menyumbang 7500 ton sampah makanan setiap harinya.Â
Jika diperhatikan, selain plastik, sampah yang menyumbat kali atau sungai di Jakarta biasanya didominasi oleh makanan juga. Bisa dibilang penyebab meluapnya sungai atau kali disebabkan oleh sampah makanan.Â
Dengan fakta-fakta diatas tentang bahayanya sampah makanan bagi lingkungan seharusnya sudah cukup untuk menyadarkan kita agar tidak membuang-buang makanan, terlebih lagi, angka kelaparan yang dialami oleh penduduk Indonesia termasuk tinggi, lebih baik makanannya kita sumbangkan dan lebih baik kita menjadi smart buyer, membeli makanan dan persediaan sesuai kebutuhan agar tidak ada lagi yang terbuang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H