Mohon tunggu...
nadine ayu syaima
nadine ayu syaima Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Masyarakat Toraja dengan Upacara Ma'Lettoan

17 Agustus 2023   19:55 Diperbarui: 17 Agustus 2023   20:08 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak

Setiap daerah tentu punya keunikannya masing-masing yang membuat para wisatawan penasaran dan ingin mengetahui lebih banyak tentang daerah tersebut. salah satu suku di Indonesia yang terkenal akan keunikannya adalah suku Toraja. masih banyak tradisi warisan leluhur yang masih di lakukan oleh masyarakat Toraja di zaman modern ini. contohnya Rambu' Solo yakni upacara kedukaan dan Rambu' Tuka yakni upacara syukuran. di dalam upacara Rambu' Tuka terdapat ritual yang di kenal dengan nama Ma'Lettoan. 

ritual Ma'Lettoan merupakan salah satu ritual dari tradisi unik suku Toraja, pada ritual ini orang-orang mengarak sebuah rumah-rumahan adat Tongkonan yang berisi babi. hal ini di maksudkan sebagai bentuk rasa syukur dan persaudaraan. karya tulis ini berasal dari berbagai sumber yang di temukan di internet dan di buat agar masyarakat yang bukan berasal dari suku Toraja mengetahui betapa uniknya tradisi yang ada di Toraja dan berharap agar tidak ada lagi tradisi-tradisi yang di lupakan oleh para pemuda di masa sekarang.

kata kunci; Suku Toraja, Tradisi Unik, Upacara Rambu' Tuka dan Ma'Lettoan

Pendahuluan

a. Latar Belakang

Bagi masyarakat Toraja, tradisi Ma'Lettoan merupakan bagian dari tradisi leluhur yang masih dipertahankan hingga saat ini. Karena tradisi ini masih merupakan warisan dari kepercayaan Aluk Todolo atau kepercayaan leluhur. Adapun makna dari tradisi Ma'Lettoan ini adalah sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas keberhasilan yang telah dicapai dan biasanya dilakukan ketika seseorang selesai membangun rumah baru.

Selain itu, tradisi ini juga berfungsi untuk mempererat tali silaturahmi antar keluarga. Hal ini terlihat dari keikutsertaan berbagai keluarga dalam prosesi ritual Ma'Lettoan. Dalam acara tersebut, dekorasi Lettoan juga dibuat dengan meriah yaitu dengan menggunakan ornamen dan warna seperti kuning yang merupakan simbol keceriaan.

Bagian Inti

Suku Toraja di kenal dengan tradisinya yang unik. Hal inilah yang menjadikan Toraja sebagai salah satu destinasi wisata budaya yang terkenal bahkan sampai mancanegara. Masyarakat Toraja memiliki beberapa tradisi unik yang menarik untuk disaksikan. Salah satu tradisi yang cukup populer adalah Rambu' Solo, atau upacara adat kematian suku Toraja. Namun, masih banyak lagi tradisi suku Toraja yang tak kalah uniknya seperti Rambu' Tuka.

Rambu' Tuka atau Rampe Mata Allo adalah upacara adat yang dilakukan untuk menunjukkan rasa syukur atas suatu keberhasilan. Rambu' Tuka biasa di gelar untuk menunjukkan rasa syukur atas hasil panen, ucapan syukur atas rumah baru hingga saat ada acara pernikahan. walau begitu tidak semua orang bisa melakukan upacara Rambu' Tuka karena menurut adat, tradisi tersebut melambangkan kebesaran juga karena untuk melakukan upacara ini terutama ritual Ma'Lettoan membutuhkan modal yang cukup besar. karena itu hanya orang yang mampu secara finansial yang bisa melakukan upacara ini.

Tradisi Ma'Lettoan adalah tradisi yang sudah turun temurun dari leluhur masyarakat Toraja. dalam bahasa Toraja, 'Lettoan' berarti sebuah kotak yang di buat dari bambu yang digunakan untuk tempat hewan persembahan. kotak tersebut di hias dengan janur, daun tabang dan sirri-sirri(daun puring). Lettoan umunya berbentuk seperti rumah adat Toraja, rumah Tongkonan. sedangkan Ma'Lettoan Bai berarti memasukkan babi (hewan persembahan) ke dalam Lettoan kemudian di arak oleh keluarga pada acara syukuran.

Tradisi Ma'Lettoan Bai lahir bersama adat Toraja, yang berarti keberadaannya sudah ada sejak nenek moyang Toraja yang terus di warisan ke anak cucunya hingga sekarang. Sebelum melakukan upacara Ma'Lettoan harus diawali dengan Mangrara Buana. Mangrara Buana dilakukan dengan menyembelih hewan (babi) sebagai tanda syukur kepada tuhan.

Acara ini dilakukan berbeda-beda di setiap keluarga. ada yang melakukannya selama satu hari (Banua Disangalloi), dua hari (Banua Diduangalloi) dan tiga hari (Banua Ditallungalloi). Masing-masing hari tersebut memiliki kegiatan yang berbeda-beda juga jumlah babi yang di sembelih. Setelah acara Mangrara Buana selesai di lanjutkan dengan pembuatan Lettoan (Digaragan Lettoan). model Lettoan yang di buat bervariasi tiap keluarga. selain di hiasi dengan janur, daun tabang dan sirri-sirri terkadang Lettoan juga di hiasi dengan Maa', sejenis kain pusaka Toraja dan parang pusaka Toraja.

Lalu Lettoan di arak (Dibulle) masuk ke dalam halaman rumah tempat pelaksanaan upacara. orang yang memikul Lettoan di diatur menurut rumpun keluarga mulai dari yang tua hingga yang muda. di atas Lettoan juga ada seorang yang duduk sambil memainkan alat musik Pa'pono-poni atau Pa'pelle atau Pa'barrung. Sambil membawa Lettoan ini, masyarakat pun turut menyanyikan lagu dan bersorak-sorai. Lagu yang dibawakan adalah kesenian Ma'Bugi yaitu menyanyi dan bergoyang sambil berjalan.

Usai proses tandu, Lettoan melanjutkan dengan mengumpulkan babi yang akan dijadikan hewan persembahan. Biasanya dibuat kandang sementara di pekarangan. Selain acara tersebut, pada tahap ini juga diadakan acara kesenian seperti Manimbong untuk laki-laki dan Ma'dandang untuk perempuan.

Manimbong adalah acara menyanyi untuk tujuan memuji Tuhan. Sedangkan Ma'dandan artinya berbaris berjejer bagi perempuan. proses ini disebut di Rempun atau di kumpulkan. Proses terakhir pada upacara ini adalah Ditunubatau di sembelih. babi-babi yang disembelih akan di bagikan kepada keluarga dan masyarakat berdasarkan strata.

Kesimpulan

Terdapat upacara yang sangat unik seperti upacara Ma'Lettoan ini di Indonesia. Sudah menjadi tugas kitalah sebagai generasi muda untuk terus mengingat dan mengingatkan ke generasi setelah kita akan upacara yang unik ini agar tidak terlupakan. Terlebih ini adalah salah satu upacara yang lahir Bersama masyarakat Toraja. Oleh sebab itu sebagai masyarakat Toraja kita harus terus melakukan upacara ini selain agar upacara ini tidak terlupakan juga untuk mengikat tali persaudaraan.

Daftar Pustaka

Agustina Randa, 09 Oktober 2018

https://www.idntimes.com/travel/destination/amp/randa-austin/5-tradisi-unik-suku-toraja-c1c2?page=all#page-2

Ayu Purnama, 02 Maret 2023

https://www.detik.com/sulsel/budaya/d-6596252/8-tradisi-suku-toraja-yang-unik-ada-rambu-solo-hingga-mangrara-banua/amp

https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=481

Erik Kusrawa, 28 Desember 2022

https://koropak.co.id/18793/syukuran-di-toraja-dengan-malettoan

Agil Asrifalgi, 24 Desember 2022

https://www.detik.com/sulsel/budaya/d-6478304/mengenal-tradisi-malettoan-upacara-unik-di-tana-toraja-untuk-syukuran/amp

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun