Sementara sumber kontaminan secara tidak langsung merupakan Sumber kontaminan tidak langsung air adalah sumber pencemar yang tidak langsung mengalirkan limbah ke dalam air, namun menghasilkan polutan yang dapat mencemari air melalui proses penyebaran, seperti erosi tanah, hujan asam, atau udara yang tercemar. Perairan dapat terkontaminasi oleh banyak jenis zat dan senyawa, termasuk mikroorganisme patogen, limbah organik yang mudah membusuk, nutrisi tanaman, bahan kimia beracun, endapan, suhu ekstrim, minyak bumi, dan bahan radioaktif lainnya.
Pencemaran air dapat menyebabkan efek buruk pada lingkungan dan kesehatan manusia, seperti menurunkan kualitas air, merusak ekosistem perairan, dan menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan yang mengonsumsi air tercemar.
Kasus pencemaran air bukanlah hal yang asing lagi. Sudah banyak terjadi kasus pencemaran air yang terjadi. Salah satu kasus pencemaran air terbesar di Indonesia adalah Sungai Citarum. Sungai Citarum merupakan sungai terpanjang di Provinsi Jawa Barat. Selain menjadi yang terpanjang, Sungai Citarum sempat mendapatkan gelar 'Sungai Terkotor Di Dunia' pada tahun 2018. Meskipun keaadannya sudah semakin membaik. Banyak faktor yang menyebabkan sungai ini tercemar, di antaranya adalah limbah industri, limbah rumah tangga, serta limbah pertanian. Hal ini menyebabkan kualitas air di sungai ini sangat buruk, bahkan mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan hewan. Pemerintah dan masyarakat setempat perlu bersama-sama untuk mengatasi masalah ini agar Sungai Citarum dapat kembali bersih dan layak untuk dijadikan sebagai sumber air bersih dan tempat hidup bagi flora dan fauna di sekitarnya. Pada saat itu kondisi Sungai Citarum penuh dengan sampah, berwarna kehitaman, dan terlihat sangat buruk.
Tidak hanya penumpukan sampah, udara yang kotor, atau tanah yang tidak subur. Namun, pemanasan global juga menjadi salah satu kasus yang tidak asing belakangan ini. Pemanasan global adalah masalah lingkungan yang menjadi perhatian dunia. Pemanasan global terjadi ketika polutan-polutan seperti gas karbon dioksida dan bahan kimia lainnya dilepaskan ke atmosfer dan mempengaruhi iklim global. Akibatnya, terjadilah perubahan iklim yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan hewan, serta mengancam ekosistem bumi. Pemanasan global disebabkan oleh banyak faktor termasuk penggunaan bahan bakar fosil, deforestasi, limbah industri, dan polusi kendaraan. Emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil adalah penyebab utama terjadinya efek rumah kaca dan pemanasan global. Pemanasan global memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Pemanasan global dapat menyebabkan naiknya permukaan air laut, terjadinya bencana alam yang lebih sering dan ekstrem, dan menyebabkan kerusakan pada ekosistem laut. Pemanasan global juga dapat mempengaruhi kesehatan manusia dengan meningkatkan risiko terjadinya penyakit pernapasan dan alergi.
Tindakan kecil seperti membuang sampah sembarangan, menggunakan plastik sekali pakai, dan menghemat penggunaan air dan listrik di rumah dapat merusak lingkungan. Pencemaran lingkungan sudah mengambil jutaan jiwa manusia. Hal ini sangat membahayakan penduduk sekitar yang merasakan dampak dari pencemaran lingkungan tersebut. Maka dari itu, kita harus melakukan beberapa upaya yang dapat menyelamatkan bumi dari pencemaran lingkungan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilah sampah agar dapat didaur ulang, dan menghemat penggunaan air dan listrik di rumah. Kita juga dapat mengikuti kampanye dan aksi lingkungan yang diadakan oleh organisasi-organisasi lingkungan untuk meningkatkan kesadaran dan memperjuangkan kebijakan yang ramah lingkungan.Â
Dengan kita melakukan tindakan kecil tersebut, kita sudah berupaya untuk menyelamatkan bumi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H