Mohon tunggu...
Nadin Ramadhani
Nadin Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa di Universitas Sebelas Maret

Saya memiliki hobi memasak dan membuat kue. Memasak merupakan kegiatan paling baik untuk menghilangkan rasa penat. Topik berita yang paling saya minati adalah kesehatan dan bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kenaikan Harga Sawit, Ancaman atau Peluang bagi Petani?

22 November 2024   11:00 Diperbarui: 22 November 2024   11:06 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat banyaknya aktivitas dengan memanfaatkan kelapa sawit menjadi angin segar bagi para petani kelapa sawit. Hal ini berkaitan dengan adanya penetapan harga Tandan Buah Segar (TBS) umur 5Th periode 20-26 november tahun 2024 oleh Dinas Perkebunan Provinsi Riau bersama Tim Penetapan Harga, yaitu sebesar Rp 3.450,32 per kg. Peningkatan harga kelapa sawit ini merupakan impact dari adanya peningkatan dalam pemakaian minyak kelapa sawit dalam menjalankan kepemerintahan maupun perekonomian sehingga permintaan produksi kelapa sawit meningkat.

 Petani sawit optimis akan melejitnya harga Tandan Buah Segar (TBS) mencapai Rp 4.000/Kg, selaras dengan adanya kebijakan peningkatan penggunaan biodiesel dari b35 menjadi b50 yang akan segera diwujudkan oleh presiden terpilih bapak Prabowo Subianto. Minyak Sawit merupakan salah satu komoditas utama negara Indonesia yang tidak hanya berkontribusi pada perekonomian global, tetapi juga menjadi sumber pendapatan jutaan petani kecil. Selain peningkatan pemakaian minyak kelapa sawit dalam negeri, harga minyak kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti permintaan global, kebijakan pemerintah dan kondisi cuaca.

 Fluktuasi harga ini dapat berdampak langsung pada kesejahteraan petani, yang seringkali bergantung pada pendapatan dari penjualan minyak sawit. Melejitnya harga sawit dapat membuka peluang bagi para petani untuk dapat meningkatkan produktifitas kelapa sawit. Dengan meingkatnya produktifitas kelapa sawit, pendapatan setiap petani juga akan meningkat. Peningkatan itu dapat membantu petani untuk mengelola lahan baru, dan mengurangi diversifikasi tanaman. Semakin luas lahan-lahan kelapa sawit maka produktifitas crude palm oil (CPO) akan menigkat dan tidak akan mengalami penurunan produksi ditengahtengah meningkatnya permintaan produksi minyak kelapa sawit di dunia. Hal ini juga berdampak baik bagi perekonomian nasional karena dapat mendongkrak ekonomi nasional dengan meningkatnya devisa negara. Kelapa sawit saat ini sangat dibutuhkan dalam dunia industri. Faktanya, selain menjadi minyak, kelapa sawit ternyata dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan kosmetik, bahan bakar, lilin, sabun, parfum, bahkan obat-obatan. 

Banyaknya produk yang dapat dihasilkan dari kelapa sawit, menimbulkan tingginya permintaan produksi kelapa sawit didunia. Kegiatan ekspor kelapa sawit dipastikan sangat menguntungkan bagi negara Indonesia. Terlebih dengan kebijakan ekspor minyak kelapa sawit dalam bentuk setengah jadi, menyebabkan harga jual eskpor minyak kelapa sawit tinggi. Dengan adanya fenomena ini, petani sawit akan benar-benar mencapai keemasannya, apalagi jika hasil Tandan Buah Segar (TBS) per hektare nya meningkat. Dapat dipastikan hidup para petani akan Makmur dan Sejahtera. Namun, Bank dunia memperkirakan bahwa minyak kelapa sawit akan mengalami penurunan harga pada tahun 2025, seiring dengan membaiknya pasokan setelah cuaca el nino melemah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi para petani sawit. Naik nya harga pupuk merupakan salah satu faktor utama kekhawatiran para petani sawit. Jika benar pada tahun 2025 harga minyak kelapa sawit mengalami penurunan, maka para petani sawit akan mengalami kerugian akibat tidak seimbangnya antara pendapatan dengan biaya perawatan. Tetapi para petani sawit tetap tidak gentar. Adanya kabar itu malah memotivasi mereka untuk memperluas lahan dan mengelola lahan baru. Selain prediksi penurunan harga sawit di tahun 2025, kecemburuan sosial petani non-sawit terhadap petani sawit akan timbul. Peningkatan harga kelapa sawit dapat menyebabkan alokasi sumber daya yang lebih besar ke sektor kelapa sawit, serta mengurangi perhatian dan investasi pada pertanian non-sawit seperti padi, sayuran, buah-buahan dan lainnya. Peningkatan harga kelapa sawit tentunya akan mempengaruhi harga bahan pangan lainnya, karena petani non-sawit harus bersaing dengan petani kelapa sawit untuk lahan dan input pertanian juga akan meningkat. Hal ini dapat menyebabkan fenomena beralihnya profesi petani nonsawit ke tenaga kerja di sektor kelapa sawit. Inflasi bisa saja terjadi saat harga sawit meningkat, terutama pada barang dan jasa yang bergantung pada minyak sawit sebagai bahan baku, seperti makanan dan produk olahan. Peningkatan harga kelapa sawit menunjukkan tren beragam akibat dari permintaan global yang tinggi dan kebijakan pemerintah yang mendukung penggunaan biodiesel, akan tetapi terdapat juga risiko penurunan harga kelapa sawit di masa depan yang dipengaruhi oleh fluktuasi pasar global dan kebijakan lingkungan yang ketat. Dampak dari fluktuasi ini dapat memberikan peluang investasi dalam peningkatan produktivitas dan kesejahteraan. Di sisi lain, petani non-sawit dan masyarakat umum merasakan dampak yang lebih kompleks karena menyebabkan persaingan sumber daya, perubahan pola tanam, dan inflasi yang mempengaruhi harga barang dan jasa. Oleh sebab itu, penting bagi pemerintah, organisasi nonpemerintah dan komunitas petani untuk bekerja sama dalam merumuskan kebijakan yang mendukung keberlanjutan dan kesejahteraan semua pihak. Sehingga dampak positif dari harga minyak sawit dapat dimaksimalkan, sementara risiko dan tantangan yang ada dapat diminimalkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun